[Episode 03---He's Not Crazy]
"Tuhan menciptakan sebuah kekurangan supaya kita bisa saling melengkapi."
***
HAAI AKU UPDATE! SENENG GAK?!
ABSEN HADIR DULU SINI!
BACA INI JAM BERAPA?
LAGI NGAPAIN? ADA DI MANA?
(Ini Sandy)
(Ini Bang Satria)
***
Hari Senin telah tiba. Hari yang paling dibenci seluruh anak sekolah di dunia. Sebab di hari ini adalah pembukaan dimulainya kegiatan belajar mengajar. Seluruh anak panti asuhan Cahaya Harapan berbondong-bondong pergi ke sekolah dengan berjalan kaki. Kebetulan, jarak antara sekolah dan panti asuhan tak terlalu jauh. Mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 15 hingga 20 menit saja jika berjalan kaki.
Hasbi, Satria, Jay, dan juga Jidan duduk di kelas 12 MIPA 1, sementara Sandy kini duduk di kelas 11 MIPA 2, lalu Riki masih kelas 10 IPS 3. Bagaimana dengan Janu? Apakah dia tidak pergi sekolah? Jawabannya adalah tidak, Janu memang tidak sekolah. Namun, dia mendapat pengajaran khusus di panti asuhan. Penyebab utama mengapa Janu tidak disekolahkan adalah karena kondisi matanya yang tunanetra.
Di ruang tengah, Janu tengah belajar begitu khusyuk. Ia membaca dengan cara meraba buku berhuruf braille dan menggunakan kertas braille untuk menulis. Huruf braille terdiri dari susunan titik-titik timbul yang bisa diraba.
"Enak ya orang-orang yang dikasih Tuhan bisa melihat," gumam Janu terkekeh getir.
"Janu kapan ya bisa kaya mereka? Jadi pengen ngerasain juga hehe," lanjutnya lagi sambil cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 7 WISHES
Teen Fiction[ PART LENGKAP + SUDAH DIBUKUKAN! BISA DIBELI DI SHOPEE @choko publisher 2 ] Di sebuah panti asuhan bernama 'Cahaya Harapan' terdapat 7 anak laki-laki yang paling berbeda dari yang lain: 1). Januari Kasandanu, anak penderita tunanetra dari lahir ya...