04. Dirty

87.9K 8.7K 3.9K
                                    

[Episode 04---Dirty]

"Tidak mungkin dapat terbentuk manusia yang kuat, tanpa adanya sebuah luka yang hebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak mungkin dapat terbentuk manusia yang kuat, tanpa adanya sebuah luka yang hebat."

***

ALOO GUYS MWIZA DATANG LAGI, SENENG GAK? JANGAN BOSEN-BOSEN, YA:))

ABSEN HADIR DULU SINI!

BACA INI JAM BERAPA?


LAGI NGAPAIN? UDAH MAKAN BELUM?


kalau ada typo tolong diingatkan.

⚠️TW// rape, mental health.


***

Janu segera menutup buku pelajarannya, lalu diletakkan kembali di atas meja. Hembusan napas panjang terdengar begitu lesuh. Janu kini merasa suntuk plus bosan, kalau boleh jujur, ia amat merindukan kehadiran saudara-saudara angkatnya. Terutama kepada Bang Hasbi--anak laki-laki tertua di panti asuhan ini.

Tangan Janu bergerak mencoba mengambil sebuah tongkat sebelum kedua kakinya melangkah pergi menuju kamar. Entah kenapa, perasaan Janu mendadak jadi tidak enak. Hati kecilnya terus dirundung perasaan gelisah, gundah gulana, seperti tengah mengkhawatirkan sesuatu hal yang ia sendiri tidak tahu.

"Huuh...." Janu membukakan jendela kamar, menghirup udara segar dari luar. Langit berwarna oranye kian menambah kesan damai di sore hari yang indah.

"Kalian kapan pulang dari sekolah? Lama banget sih," gerutu Janu sebal. "Terlalu seru ya belajar di sekolah? Sampai kalian tega melupakan aku di sini."

"Kesepian itu rasanya nggak enak," timpal Janu, dari dulu ia memang tidak suka sendirian.

Aneh sekali, tak seperti biasanya hari ini ke-enam saudaranya belum kunjung pulang padahal jam telah menunjukkan pukul setengah empat sore. Yang Janu dengar hanya suara teriakan anak-anak panti tingkatan SD dan SMP yang baru saja pulang ke dari sekolah. Telinganya sama sekali tak mendengar suara cerewet saudaranya, bahkan Sandy yang mulut kaleng rombeng pun tak terdengar.

"Pada kemana sih kalian? Kok jam segini belum pulang, jahat banget!" celetuk Janu kesal. "Gak tahu apa kalau aku sendirian di sini."

Belajar seharian full membuat otak Janu merasa kelelahan. Segera Janu menutup jendela beserta gorden sampai ruang di kamarnya tampak temaram tanpa pantulan sinar matahari. Di dalam kamar ini terdapat empat buah kasur susun, tentu saja itu adalah tempat Janu beserta para saudaranya beristirahat untuk melepaskan rasa lelah dan melupakan sejenak dunia yang dipenuhi kebohongan.

[✓] 7 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang