27. Saksi Bisu

31.3K 3.6K 911
                                    

[Episode 27---Saksi Bisu]

"Bahkan ketika kamu sedang berada di titik terendah sekalipun, jangan pernah lupa untuk tersenyum."-7 WISHES.

"-7 WISHES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Bukannya aku tidak mau berkeluh kesah, aku hanya takut, takut kalau mereka akan berkata bahwa lukaku belum seberapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bukannya aku tidak mau berkeluh kesah, aku hanya takut, takut kalau mereka akan berkata bahwa lukaku belum seberapa."-Janu.

***

Pukul 02.00 dini hari, Satria baru beranjak keluar dari gudang. Seperti biasa, setiap malam ia akan selalu menghabiskan waktunya untuk menetap di sini. Berbincang-bincang dengan boneka merah muda favorit sang adik seolah-olah tengah berinteraksi secara nyata. Meskipun pada kenyataannya, semua itu hanya halusinasi semata.

"DASAR PEMBUNUH!"

"PEDOFIL SIALAN!"

"Cepat ngaku! Kamu yang memperkosa adik kandungmu sendiri, iya kan?!"

"Kau menghancurkan masa depan Naura!"

"Memang seharusnya bajingan biadab sepertimu mati saja! Mama menyesal telah melahirkan anak sebiadab kamu, Satria!"

"ARGH BERISIK! KEPALA GUE BERISIK!" racaunya.

Langkah kaki Satria seketika terhenti tepat di depan pintu gudang. Pemuda itu meremat kuat boneka milik Naura, sorotan matanya memerah, sendu, bercucuran air. Satria segera kembali masuk ke dalam gudang, dia memutuskan untuk tidur di sini saja. Itu lebih baik daripada harus tidur bersama saudara-saudaranya. Sebab, Satria benci keramaian, Satria benci orang-orang, Satria benci bumi dan dunia ini.

Tapi satu yang tidak pernah Satria lakukan, dia tidak pernah membenci Tuhan.

"Hal hebat apa yang dulu Tuhan tunjukkan? Sampai gue yakin dan mutusin buat lahir ke dunia?" kekeh Satria tertawa getir, meluruhkan tubuh lemasnya ke bawah lantai. Punggungnya bersandar pada dinding gudang yang kumuh nan berdebu akibat tak pernah diurus.

Samar-samar terdengar suara langkah kaki seseorang dari luar, semakin lama bunyi langkahnya semakin mendekat. Satria buru-buru merangkak, bersembunyi di kolong meja. Dia panik. Takut-takut Devan atau Zalfa akan datang memergokinya.

[✓] 7 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang