34. Manusia-Manusia Kuat

31.1K 3.6K 1K
                                    

[Episode 34---Manusia-Manusia Kuat]

"Bahkan ketika kamu tidak mendapatkan balasan apapun atas kebaikanmu, jangan pernah memutuskam untuk berhenti menjadi orang baik."---7 WISHES.

"---7 WISHES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Lama-lama Riki jadi frustrasi mengajari Jay supaya bisa berekspresi, sebab sudah berjam-jam lamanya ia berusaha semaksimal mungkin mencontohkan bagaimana caranya orang tersenyum yang mudah, Jay tetap saja tidak bisa. Yang ada dia malah senyum menyeramkan seperti joker yang justru membuat Riki ketakutan.

Sementara Devan dan Zalfa belum kunjung menampakkan batang hidungnya. Mereka seolah lenyap, hilang entah ke mana. Meskipun Chandra hanya memiliki bukti yang minim, namun dokter muda ber-anak dua itu sudah melaporkan perihal kejahatan yang dilakukan oleh Zalfa dan Devan. Tujuan Chandra mengembalikan Riki ke panti asuhan sebenarnya gunanya untuk memberitahu barangkali kedua monster itu kembali lagi ke sana.

Sembari menunggu kesembuhan Janu, Chandra pernah sesekali menyempatkan waktu untuk sekadar berkunjung ke panti asuhan Cahaya Harapan. Tak lupa, ia juga kerap membagikan makanan dan uang jajan gratis kepada anak-anak.

Sampai saat ini polisi masih dalam tahap pencarian, dan belum menemukan titik terang mengenai di mana keberadaan Zalfa dan Devan. Di satu sisi, Chandra pun kini tengah sibuk mencari-cari siapa pendonor mata yang cocok buat Janu. Dia ingin saat Janu mulai sadar nanti, anak itu sudah bisa melihat seisi dunia.

"RIKI BOTI! BALIKIN HANDUK GUE, CURUT!" jerit Satria murka dari dalam kamar mandi. Ini masih pagi, namun suasana panti asuhan terdengar amat rusuh.

"BANG HASBI! MINISET DEDEK YANG WARNA KUNING ADA DI MANA HUWAA!!" Kali ini suara Sandy menggema memenuhi seisi kamar. Anak itu menangis histeris akibat tak kunjung menemukan kaus dalam kesukaannya.

"Ada di dalam lemari, Dek. Cari sendiri ya, abang lagi nyiapin sarapan," teriak Hasbi dari dalam dapur. Cowok itu tengah berkutat memasak menu nasi goreng untuk semua adik-adiknya.

"Bang Acbi, calung kaki Boboiboi Emil ada di mana ya? Bang Acbi lihat ndak?" tanya Emil tiba-tiba muncul di belakang Hasbi, mengejutkan sang kakak yang tengah sibuk mengaduk nasi.

"Ada di dalam sepatu Emil Sayang, coba dicek deh. Kemarin Bang Hasbi udah rapihin kok," jawab Hasbi tersenyum lembut.

Anak SD tersebut pun membalas senyumannya, kemudian satu kecupan singkat mendarat tepat di pipi sebelah kanan Hasbi. "Makaci Abang Acbi hehehe." Setelah itu, Emil langsung berlari terbirit-birit keluar dari dapur meninggalkan Hasbi yang tertawa sambil geleng-geleng kepala.

[✓] 7 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang