[ PART LENGKAP + SUDAH DIBUKUKAN! BISA DIBELI DI SHOPEE CHOKO PUBLISHER ]
Di sebuah panti asuhan bernama 'Cahaya Harapan' terdapat 7 anak laki-laki yang paling berbeda dari yang lain:
1). Januari Kasandanu, anak penderita tunanetra dari lahir yang...
“Ada beberapa orang yang jiwanya sudah mati saat masih berumur belasan, namun jasadnya baru dikubur ketika usianya menginjak puluhan.”——7 WISHES.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tuhan itu baik banget, iya kan?”—Janu.
***
Hasbi menyusun dua buah bantal di belakang punggung Janu supaya dapat memudahkan sang adik untuk duduk bersandar pada bantal tersebut.
”Minum dulu, Dek,” kata Hasbi penuh perhatian, menyodorkan segelas air putih ke hadapan Janu.
Kepala Janu spontan menggeleng, ia menolak secara halus tawaran dari sang kakak.
“Adek tadi habis ngigau, setidaknya minum air putih sedikit aja biar lebih tenang,” terang Hasbi memberi tahu, namun lagi-lagi sang adik menggelengkan kepala pelan.
”Janu enggak haus Abang,” elaknya. “Emm, kalau Janu pengin ikut Bang Hasbi dan yang lain ke sekolah hari ini boleh?”
Mendengar pertanyaan Janu yang sangat tiba-tiba jelas membuat Hasbi terkejut dibuatnya. Apa tadi katanya? Mau ikut ke sekolah? Apa Janu pikir sekolah itu adalah taman bermain di mana semua orang bebas datang dan pergi kapan saja?
“Kenapa mendadak minta ikut ke sekolah? Memangnya Janu enggak nyaman di panti?”
“Eng-nggak kok Bang, enggak jadi deh hehe. Nyaman, bahkan nyaman banget!” sahut Janu diiringi senyuman kebohongan, dia mendadak menjadi antusias.
“Aneh banget sih kamu Dek.” Hasbi geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan sikap plin-plan Janu.
Diusapnya lembut rambut lebat sang adik sebelum ia sisiri menggunakan sebuah sisir berbahan plastik. “Kalau ada apa-apa yang mau diceritain, bilang aja ke abang, jangan sungkan. Telinga abang selalu siap buat dengerin segala keluhan kamu, Nu,” nasihat Hasbi.