[Episode 42---Kembali Setelah Pergi]
"Semakin bersinar posisi seseorang, semakin gelap pula bayangan masa lalunya. Tak 'kan pernah tercipta sebuah rumah yang kokoh, tanpa mengorbankan puluhan pohon untuk membentuk pondasinya."
-7 WISHES.***
Cung yang kangen Hasbi dkk? ☝️
Buka part ini jam berapa?
Gimana yang ujian? Nilai aman?
Bacanya pelan-pelan aja ya, diresapi baik-baik biar feel-nya nyampe🤍
***
Tepat di hari Minggu sore, keluarga besar Chandra mengadakan acara khusus di mana ia berinisiatif mengajak seluruh anak-anak panti untuk turut berpartisipasi dalam agenda liburan di wilayah pantai, dekat sebuah pedesaan yang tak jauh letaknya dari apartemen tempat tinggal baru mereka.
Puluhan anak panti berhamburan ke sana kemari, bermain segala jenis permainan, tak sedikit dari mereka ada yang memilih membuat istana pasir atau sekadar berlari-lari kecil di area tepi pantai. Gelak tawa pecah menambah ramaikan suasana.
Angin sepoi-sepoi di sore hari berhembus cukup kencang, menerjang barisan pepohonan, menggugurkan puluhan dedaunan kering memisahkan mereka dari batangnya. Air laut tampak terombang-ambing, menciptakan suara aliran air nan menenangkan jiwa, seolah membawa hawa-hawa bahagia.
"WOAAH! ABI LIHAT! SENJANYA INDAH BANGET!" seru Janu berteriak lantang. Wajahnya berbinar tampak amat terpesona. Sebab untuk pertama kali dalam seumur hidupnya, Janu yang menderita tunanetra baru dapat melihat dunia, menikmati keindahan senja yang sungguh begitu memanjakan mata.
Chandra tersenyum teduh, ia lantas menganggukkan kepala. Hatinya bahagia saat menyaksikan putra sulungnya menganga saking terpukau akan indahnya langit senja. "Iya, Tuhan memang menciptakan alam semesta seindah itu, Nak."
Janu tak lagi dapat berkata-kata. Mulutnya terkunci rapat, tak mampu bersuara. Ada rasa senang, sedih, terharu, dan kecewa di hati yang bercampur aduk menjadi satu. Janu saat ini memang sudah bisa melihat secara normal, namun masih ada banyak pertanyaan yang belum terjawab di benaknya. Mengenai siapa sosok malaikat baik yang sudah bersedia memberikan kedua penglihatannya untuk Janu?
"Tapi ... kenapa Bang Hasbi ingkar janji? Kenapa Janu cuma lihat senjanya sendirian?" Dalam sekejap ekspresi wajah semringah Janu mendadak berubah murung ketika pikirannya teringat akan sosok manusia yang pernah berucap janji untuk sama-sama menyaksikan keindahan senja. Namun sayang seribu sayang, janji mereka kini hanya bayang-bayang.
"Dia tidak pernah ingkar janji, Nak. Hasbi benar-benar menepati janjinya, setiap kamu melihat senja yang sangat indah itu, maka Hasbi juga akan melihatnya," terang Chandra menasihati sang anak.
"Makasih banyak Bang, senjanya indaah banget! Tapi ...."
"Bang Hasbi jauh lebih indah."
Tiada henti Janu memandangi pesona senja yang kian mulai tenggelam ditelan oleh air laut. Sore yang terik kini telah digantikan oleh sejuknya angin malam.
Azan Maghrib berkumandang, seluruh anak-anak menghentikan aktivitas permainan. Menjeda waktu sejenak lalu berbondong-bondong bergegas menuju mushola terdekat hendak melaksanakan salat. Begitupun dengan Chandra, dia pergi usai meminta izin pada Janu untuk menuntun anak-anak ke mushola supaya tetap aman dan tertib. Sebab, ada beberapa anak panti yang usianya masih kecil-kecil. Masih membutuhkan pengawasan dari orangtua.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 7 WISHES
Teen Fiction[ PART LENGKAP + SUDAH DIBUKUKAN! BISA DIBELI DI SHOPEE @choko publisher 2 ] Di sebuah panti asuhan bernama 'Cahaya Harapan' terdapat 7 anak laki-laki yang paling berbeda dari yang lain: 1). Januari Kasandanu, anak penderita tunanetra dari lahir ya...