39. Tulus Tak 'kan Pupus

34.2K 3.7K 1.6K
                                    

[Episode 39---Tulus Tak 'kan Pupus]

"Sebanyak apapun perbuatan baikmu, tak usah memaksa untuk diakui. Karena pada akhirnya, kebaikan yang tulus akan membekas dengan sendiri, mengharumi langit dan seisi bumi, secara mandiri tanpa perlu melelahkan diri."-7 WISHES.

"-7 WISHES

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

hampir satu bulan nih Mwiza ga update di lapak ini, sibuk ngurus bocah fiksi sebelah hehehe😂

Pada kangen gak?

Baca dulu part sebelum ini kalau kalian lupa alur.

⚠️ baca pelan-pelan aja, diresapi baik-baik setiap susunan kata per katanya.

ramein komennya️❤️

Happy reading ☁️

***

Berita heboh tentang seorang remaja laki-laki pengidap alexitimia yang begitu ambisi berani menyuarakan aspirasi sekaligus isi hati di hadapan ribuan siswa-siswi beserta para guru beberapa hari ke belakang langsung menggemparkan seluruh warga sekolah.

Bukan cuma itu, sosok pemuda yang dikenal misterius tersebut akhir-akhir ini sering sekali digosipi oleh banyak kalangan muda. Seperti sejarah yang melegenda, ini kali pertama dalam waktu seumur hidup, sosoknya yang pendiam bak batu karang itu mulai menunjukkan raut kecewa di pahatan wajah tampannya. Benar, Jay sudah mampu menunjukkan satu ekspresi wajah pertamanya, yakni ekspresi kecewa.

Meski begitu, masih ada banyak pihak, baik guru maupun siswa yang tetap kukuh tak mau mempercayai segala ucapan Jay. Mereka acuh, tak ingin peduli sedikitpun walaupun Jay sudah bersusah payah dan butuh perjuangan cukup lama untuk menunjukkan satu ekspresi wajah kecewa. Dan itu sama sekali belum mampu untuk meyakinkan mereka.

Tidak ada siapapun pun yang merespons atau sekadar mau mendengar suara pemuda tersebut. Mereka dengan enteng malah menganggap seorang Jayadarma Adikusuma sebagai manusia tidak waras nomor urut dua setelah Satria di sekolah tersebut.

“Jay, kamu keren banget. Aku nggak nyangka sama kamu. Kok bisa kamu seberani itu?” tanya Jidan terkagum-kagum kepada saudara seumurannya. Wajahnya tambah semringah ketika menyeruput yoghurt pemberian Daniel kemarin.

Jay terdiam sejenak sebelum menjawab, “Kamu nanya?”

“Iya lah. Apa yang kamu rasain pas speak up di depan podium waktu itu? Sampai bisa mengeluarkan ekspresi kecewa? Apa kamu tidak gugup? Aku kira kamu bisanya cuma senyum joker saja, hahaha!” seloroh Jidan tertawa renyah.

[✓] 7 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang