30. Sebuah Bukti

30.2K 3.8K 1.2K
                                    

[Episode 30---Sebuah Bukti]

“Terkadang tidak apa-apa sesekali berbohong demi menutupi segala sesuatu yang memang tidak seharusnya diketahui oleh orang lain.”

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Di balik seseorang yang selalu tampak berdiri kuat, maka kakinya akan jadi berada di atas sedangkan kepalanya ada di bawah karena kan di balik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Di balik seseorang yang selalu tampak berdiri kuat, maka kakinya akan jadi berada di atas sedangkan kepalanya ada di bawah karena kan di balik.”——Riki Abdul Aziz.

***

Bacanya jangan ada yang di skip-skip please😣 karena skip sedikit aja tuh bakal ngaruh banget ke alur ke depannya.

Jangan sampe pas ending nanti masih ada yang bertanya-tanya, "kok tiba-tiba jadi gini sih kak?" Kalo ada yang nanya gitu nanti tak gantung di pohon toge.

semisal ada typo tolong diingatkan ya, bunda-bunda syantik~~






“Kak... tolong bertahan,” mohon Daniel kian menggenggam kuat-kuat kedua tangan Janu yang dingin nyaris mati rasa.

“Bang Janu harus kuat! Pasti kuat! Jangan nyerah, Bang. Daniel masih butuh Abang, dia adek kandung Abang... selama ini Bang Janu sering ngerasa kesepian kan? Sekarang Abang punya saudara kandung,” tutur Riki menahan rasa sesak hebat di dada. “Maafin Riki belum bisa jadi adek angkat yang baik buat Abang,” lirihnya terdengar memilukan.

Baik wajah Daniel ataupun Riki sama-sama berantakan, menampakkan raut kesedihan. Pipi mereka dibasahi air mata, kantung mata keduanya membiru dan membesar akibat menangisi keadaan Janu. Bayangkan saja, seorang adik mana yang kuat menyaksikan kakak mereka sekarat seperti ini? Bahkan nyawa Janu pun belum tentu dapat terselamatkan. Sebab ada beberapa kandungan berbahaya di  dalam kaleng itu yang sangat cepat menyebar lalu merusak organ-organ dalamnya.

“Riki ngerasa gagal jadi adek, Bang... Riki bodoh! Riki jahat!” hina Riki pada dirinya sendiri.

Daniel menyeka air matanya menggunakan lengan lantas menepuk pundak Riki pelan, berharap dapat sedikit menyalurkan kekuatan. “Kakak aku adalah Kakak kamu juga. Jangan sedih, aku nggak akan ambil dia dari kalian,” risiknya seraya tersenyum getir.

[✓] 7 WISHESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang