Malam ini tampaknya merupakan malam tersuram yang pernah ada semenjak kedatangan Pete ke kediaman Wichapas.
Cahaya yang biasanya selalu menghangati mansion Vegas kini entah sedang bersembunyi dimana.
Suasana mansion yang lebih ramai bahkan tidak memberikan kehangatan sedikitpun.
Pete kini hanya menatap makan malamnya tanpa minat, wajahnya yang terlihat gusar dan sedih sepertinya berusaha ia sembunyikan. Tatapan matanya sesekali melihat ke arah pisau makannya, kebingungan apakah ia harus mulai makan atau tidak.
Suasana di meja makan kini cukup canggung, meskipun Vegas makan dengan lahap seperti biasa dan Nyonya Jakapan yang sesekali berbicara mengenai apa yang harus Pete makan.
Pandangan Pete sesekali mengarah kepada Vegas, memastikan bahwa pria itu makan yang cukup dan pastinya menu malam itu sesuai dengan Vegas.
Jangan ditanya mengapa Pete terlalu memperhatikan Vegas, karena dia sendiripun bingung akan alasan apa yang membuatnya merasa senang jika Vegas bisa makan masakannya dengan lahap.
Nyonya Jakapan yang melihat putranya tidak menyentuh makan malamnya memegang lembut tangan Pete yang langsung saja ditepis oleh Pete dengan kasar sehingga membuat alat makan Pete berjatuhan ke lantai.
"PETE." Bentak Tuan Jakapan yang melihat kelakuan sang putra.
Pete menyalak tajam pada tangan sang ibu dan menyembunyikan tangannya di bawl meja makan.
"Maaf." Balas Pete cepat dan berlalu menuju dapur sambil membawa alat makannya.
Semua orang yang memandangnya penuh tanda tanya hanya bisa terdiam. Tidak mungkin mengatakan apapun melihat wajah Pete yang cukup menakutkan.
Vegas yang menyaksikan hal itu menyusul Pete ke dapur. Ia dapat melihat jelas bahwa orang yang dicintainya itu tengah terdiam memandang ke arah alat makannya yang sudah terletak di dalam wastafel.
"Tidak lapar?" Tanya Vegas sambil memeluk Pete dari belakang.
Pete hanya terdiam, tidak berniat menjawab pertanyaan sang kekasih dan masih terfokus kepada alat makannya.
"Apa ada yang salah?" Tanya Vegas lagi lembut melihat sang kekasih yang terdiam.
Pete dengan perlahan melepaskan tangan Vegas yang melingkari tubuhnya dan berbalik menghadap pria itu.
Pete tidak menatapnya, terkesan menghindari tatapan vegas.
"Aku tidak apa-apa." Balas Pete pelan dan berlalu meninggalkan Vegas yang terdiam dengan tatapan tajam, ia tau bahwa ada yang mengganggu sang kekasih dan itu membuatnya tidak suka.
Pete kembali ke duduk di kursi makannya sambil memegang garpu, ia tidak mengambil pisau makan yang baru dan hanya mengambil garpu.
Kejadian itu tampaknya semakin memperkeruh suasana yang sudah sangat menegangkan.
Vegas tidak melanjutkan makannya, ia meninggalkan keluarga Jakapan di ruang makannya dan berlalu menuju kantornya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Apa hari ini cukup berat? Mama paham, pasti kamu capek ya.."
"Cukup berat karena keluarga Jakapan datang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan membuat keributan di mansion Wichapas. Bersikap seperti berada di mansion sendiri, bukankah itu hal yang cukup tidak sopan, mengingat bahwa Nyonya Jakapan sepertinya membenci Tuan Wichapas." Sela Pete dengan meletakkan garpu ditangannya secara pelan dan menatap tajam ke arah Nyonya Jakapan.
"Pete? Apa yang kamu katakan kepada mama sekarang? Siana yang mengajari kamu seperti itu? Meskipun kamu benar bahwa mama membenci Vegas, tapi kamu tidak seharusnya mengatakan hal itu kepada mama." Balas Nyonya Jakapan dengan nada tidak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomanceIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...