"Kau tau, aku merasa anak laki-laki itu mirip denganku. Lihatlah garis wajahnya, dan postur badannya terlihat seperti kekasihku."
Vegas mengalihkan pandangannya dari Mew ke anak laki-laki yang baru saja Mew sebut itu, jika diperhatikan dengan baik anak laki-laki itu memang terlihat sangat mirip dengan Mew, tidak hanya saja wajah tapi postur badannyapun terlihat seperti Mew bukan Gulf.
"Abaikan hal itu." Ucap Vegas acuh dan menghiraukan ucapan Mew.
"Kau lihat bayi itu? Dia menatap punggungmu dengan senyuman cerahnya, seakan sudah menunggu akan kehadiranmu." Balas Mew sambil menunjuk bayi yang ia maksud dengan anggukan kepalanya.
Vegas yang mendengar hal itu kembali melihat ke arah bayi yang tadi sempat ia pandangi. Benar saja, bayi itu kini tengah menatapnya dengan penuh senyuman, membuat Vegas tidak enak hati akan hal itu.
"Abaikan." Ucap Vegas sekali lagi tanpa ingin mengambil using akan tatapan bayi itu padanya.
"Aku tidak bisa. Anak ini sangat menggangguku." Balas Mew dan langsung menyuruh anak laki-laki yang ia tatapi sejak tadi mendekatinya dengan gerakan tangannya.
Vegas hanya bisa diam dan menikmati winenya sambil sesekali memperhatikan bayi yang masih dengan setia menatapnya dengan pandangan berbinar seolah menanti Vegas untuk menggendongnya. Si pencuro perhatian kecil yang tidak Vegas sadari.
"Berikan dia smoothies." Perintah Mew kepada bartender yang masih setia melayaninya dan juga Vegas.
Vegas memperhatikan Mew yang kini duduk bersama anak laki-laki disebalahnya. Terlihat seperti papa muda pada umumnya. Cocok tapi tidak patut di contoh, orang akan salah paham padanya karena membawa anaknya ke kasino dan semua itu pastinya akan dimaafkan dengan mudahnya mengingat betapa tampannya wajah tegas Mew.
Mew memastikan bahwa anak laki-laki di sebelahnya itu dapat menikmati smoothiesnya. Wajah kurus dan kusamnya seakan menjadi cerah saat smoothies rasa strawberry itu masuk kedalam mulutnya.
"Siapa namamu?" Tanya Mew yang masih fokus pada anak di sebelahnya itu.
"Pawat." Balasnya dengan cepat kepada Mew dan tegas, layaknya seperti Mew adalah bosnya.
Mew hanya menganggukkan kepalanya dan mempersilahkan Pawat kembali menikmati smoothies. Dari caranya meminum smoothies itu dengan raut bahagia, Mew tau bahwa itu adalah pertama kalinya ia menikmati smoothies itu padahal dirinya setiap hari pasti berdiri di kasino ini.
Vegas yang memperhatikan interaksi Mew dan Pawat hanya bisa tersenyum simpul. Pandangannya ia alihkan sekilas kepada bayi yang tidak jelas apakah ia perempuan atau laki-laki. Masih dengan pandangan berbinar yang sama hanya saja kali ini bayi itu merentangkan tangannya kepada Vegas dan menggoyang-goyangkannya.
Vegas memilih abai dan kembali pada gelas winenya yang sejak tadi baru ia minum sedikit.
🖤🖤🖤
Mew menatap Vegas lembut, ia paham sejak tadi Vegas pasti memikirkan Pete. Ia mendengar tentang kejadian itu dari bodyguardnya yang bertugas menjaga Pete. Bukannya lancang atau bagaimana hanya saja semua laporan yang bisa membahayakan orang yang harus ia lindungi akan selalu sampai ke telinganya.
Mew cukup kaget sebenarnya saat ia mendengar mengenai hal itu. Alih-alih bertanya kepada Vegas mengenai apa yang terjadi, Mew malah memilih untuk menyelidikinya sendiri. Sebelum mereka bertemu di bandara dan sedikit tidaknya Mew mengetahui semuanya dengan cukup jelas.
Mew bukanlah sosok yang akan memaksa, terutama kepada Vegas. Seberapapun ia menyayangi Vegas layaknya seperti seorang adik. Mew akan membiarkan Vegas mengatakan sendiri kepadanya apa yang ingin ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomantizmIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...