Vegas dan Macau kini tengah duduk sambil mengawasi Pete yang tampak sangat menikmati pemandangan sepatu-sepatu didepannya.
Pete tampak bercahaya, ia terlihat sangat senang dan matanya tampak bersinar. Ia benar-benar mengaggumi semua karya macau, tidak hanya sepatu tetapi juga beberapa lukisan yang terpajang di sudut-sudut studio.
Vegas yang sesekali meminum teh yang disajikan Macau hanya bisa memandang Pete dengan lembut. Sebelumnya Macau ingin memberikan Vegas coffee tapi dilarang oleh Pete, dan Pete malah menyuruh Macau untuk memberikan Vegas susu hangat, tapi Macau tidak memilikinya dan hanya memiliki teh selain coffee.
Vegas sepertinya tidak sadar bahwa Macau sejak tadi berusaha mencuri pandang untuk melihatnya. Pria itu tampaknya terlalu jatuh akan pesona sang kekasih dan tidak menyadari sekitarnya.
"Jaga matamu Macau, jika kau tidak ingin aku mengacaukan studiomu ini!" Ucap Pete saat dirinya meletakkan beberapa sepatu pilihannya di atas meja yang terletak diantara Macau dan Vegas lalu berlalu melihat koleksi sepatu lainnya kembali.
Macau yang mendengar itu hanya bisa tersenyum, ia tidak sakit hati karena ia tau bahwa pandangan yang ia berikan kepada Vegas bukanlah pandangan yang ditujukan untuk orang yang dicintai.
Pandangan yang Macau berikan lebih seperti pandangan akan kekaguman, rasa penasaran dan kerinduan. Jauh didalam sana Macau sangat senang bisa bertemu dan bahkan terkesan dekat dengan seorang Vegas.
"Tuan Pete sangat beruntung memiliki anda Tuan Vegas.." Ucap Macau memulai pembicaraan dengan Vegas.
"..."
Vegas tampaknya tidak ingin membalas ucapan Macau itu, buktinya pria itu hanya diam dan menyesap tehnya sambil manik matanya tidak lepas dari Pete.
Macau yang kini memperhatikan kefokusan Vegas sepenuhnya kepada Pete hanya bisa tersenyum. Ia tidak mempermasalahkan hal itu, karena dari awal ia tau bahwa Vegas selalu sedingin ini.
🖤🖤🖤
Pete sebenarnya tidak berbeda dengan Vegas, pria itu terkadang mencuri pandang ke arah kekasihnya yang duduk bersama Macau.
Pete tidak cemburu meskipun radarnya mengatakan sebaliknya dan tetap waspada.
Maka dari tadi Pete hanya berusaha untuk positif thinking dan mengatakan kepadanya bahwa Vegas dan Macau itu terlihat seperti saudara.
Pete membutuhkan waktu cukup lama untuk dapat memilih semua sepatu yang ia inginkan, ada sekitaran sepuluh sepatu yang sudah ia letakkan diatas meja.
"Apa sudah cukup?" Tanya Vegas saat sang kekasih terlihat kelelahan membawa beberapa sepatu lagi ke atas meja.
"Kurasa sudah...hmmm...Macau...Apakah aku bisa menggunakan toilet sebentar?" Tanya Pete pada Macau setelah menjawab pertanyaan Vegas.
"Toilet studio sedang bermasalah Tuan Pete, jika anda mau anda bisa menggunakan toilet rumah saya." Ucap Macau sopan.
"Baiklah, oh ya vegas...hmmm...hmm.."
"Apa itu akan memakan waktu cukup lama?" Tanya Vegas melihat sang kekasih seperti ragu mengatakan apa yang ingin ia katakan didepan Vegas, Macau dan juga Big yang ternyata masih setia berada disana bersama mereka.
"Iyaaaa." Balas Pete cepat.
"Aku akan menunggu." Balas Vegas mengerti urusan sang kekasih.
Macau memerintahkan seseorang yang sepertinya merupakan ARTnya untuk mengantarkan Pete ke toilet rumahnya yang berada di belakang studio dan dipisahkan oleh taman serta danau yang cukup luas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomanceIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...