Rumah yang setiap orang punya itu seperti apa?
Rumah yang selalu memberikan kehangatan itu seperti apa?
Rumah yang selalu menjadi tempat terbahagia setiap orang itu seperti apa?
Seperti apa?
Apakah seperti ini?
Vegas melangkah secara perlahan memasuki mansionnya. Ia memandangi figura-figura foto yang sebelumnya tidak ada di dinding mansionnya. Foto-foto yang menampilkan wajahnya dan wajah Pete dengan penuh senyuman kebahagian, meskipun kebanyakan wajahnya tidak berekspresi jika tidak melihat ke arah Pete, tapi siapapun itu yang melihat figura-figura foto itu pasti tau bahwa mereka di abadikan pada saat-saat kebahagian itu ada.
Aroma nasi yang baru saja masak membimbing langkah Vegas memasuki rumah lebih dalam, senandu-senandu kecil dengan ringkihan gelak tawa pelan perlahan memasuki indra pendengarannya.
Pete, sosok laki-laki yang datang sebulan lalu di kehidupannya, tanpa sadar membuatnya berubah begitu banyak. Laki-laki yang entah kenapa tidak bisa ia tolak keberadannya. Laki-laki yang entah mengapa tidak bisa ia lihat terluka barang sedikit.
Pete ada disana. Dibaluti oleh apron kucingnya yang lucu tengah menikmati kegiatannya memasak. Ia terlihat bahagia dengan senandu kecil dan tawa yang ada di sela-sela kegiatannya.
Vegas terpaku. Laki-laki itu tidak bisa lagi melangkah maju, ia hanya bisa berdiri tanpa melakukan apapun dan melihat pria di depannya dengan lembut.
Hangat, rasa hangat yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.
Rasa hangat yang asing menjadi candu seketika.
Mansionnya yang dulunya didominasi warna hitam miliknya itu biasanya selalu terasa dingin, dingin dan seperti tidak memiliki kehidupan.
Tapi kini, tidak ada rasa dingin itu, seolah memang tidak pernah ada sebelumnya.
Sejak ia lahir, rumah yang ia panggil 'rumah' selalu berbeda dari yang orang-orang punya.
Jika mereka punya nasi hangat yang selalu menyambut mereka, Vegas punya makanan kemasan dingin yang entah sejak kapan sudah berada di meja makannya.
Jika mereka punya figura-figura foto keluarga dan anggota keluarga di dinding rumah mereka, Vegas tidak pernah punya satupun, dinding rumahnya selalu kosong atau hanya diisi dengan lukisan-lukisan lelang sang ayah.
Jika mereka memiliki seseorang yang menyambut mereka setiap kali kembali kerumah setelah hari yang berat, Vegas punya bodyguard-bodyguard ayahnya yang berdiri tegas dan menakutkan di setiap sudut rumah.
Jika mereka memiliki seseorang yang selalu memeluk mereka di rumah pada malam yang dingin, Vegas punya robot yang memberikannya pelukan dingin alih-alih pelukan yang hangat.
Dan jika anak-anak lain akan menonton kartun atau film kesukaan mereka bersama keluarga di rumah, Vegas akan menonton bagaimana bodyguard-bodyguard sang ayah menghajar musuh mereka secara brutal, tentu saja bersama sang ayah yang menekan kuat bahunya.
Semenjak kepergian sang ayah, Vegas keluar dari rumahnya dan bertarung untuk dirinya. Ia membangun rumahnya sendiri, tapi rumah yang ia bangun tidak berbeda dengan rumahnya bersama sang ayah yang entah layak ia sebut rumah.
"Vegassss...Sudah pulang??" Ucap pete dengen nada terkejut berları menghampiri Vegas.
Vegas tidak menjawab perkataan Pete, ia hanya diam melihat bagaimana pria manis itu menarik tangannya lembut dan menyuruhnya untuk duduk di meja makan yang cukup besar untuk mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomanceIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...