"Pete tolong jangan lakukan iniii.." Rengek Nyonya Jakapan sambil melihat anaknya tengah memasukkan barang-barsang kedalam box.
Sebelumnya Nyonya Jakapan mendapatkan kabar bahwa Pete akan pindah ke mansion Vegas dari salah satu asisten rumah tangganya yang ikut membantu Pete membereskan barang-barangnya.
Nyonya Jakapan yang mendengar itu langsung kembali kerumah dan menghubungi Tuan Jakapan, tapi suaminya itu sedang rapat sehingga ia akan kembali beberapa jam lagi.
"Peteee.." Rengekkan sudah sejak tadi dikeluarkan Nyonya Jakapan, tapi sang anak yang mendengarkan itu berlagak seperti itu adalah musik dan menikmatinya.
"Pete, mama pokoknya gak setuju!" Ucap Nyonya Jakapan tegas sambil menatap sang anak yang tamparna tidak goyah dan masih mengemasi barang-barangnya.
"PETE."
"MA."
"Pete." Panggil Tuan Jakapan yang tiba-tiba sudah berada di dalam kamar, membuat ibu dan anak itu menoleh secara bersamaan sebelum suasananya menjadi sulit dikendalikan.
"Pa." Panggil Pete pelan karena ia tau bahwa sang papa tengah menginstrupsinya agar dapat mengendalikan nada bicaranya yang sudah mulai terdengar keras.
"Apa kamu sudah meminta izin kepada Vegas mengenai keinginan kamu untuk pindah ini?" Tanya Tuan Jakapan dengan nada tenang kepada sang anak yang kini menundukkan kepalanya.
"..."
"Kamu tau Pete, kamu adalah orang yang memasuki kehidupan Vegas, sebelumnya kamu mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana dunia Vegas sebelum kamu memasukinya terlalu jauh. Papa membiarkan semua yang kamu lakukan karena papa merasa masih bisa untuk melindungi kamu, tapi Pete jika keputusan kamu seperti ini papa tidak akan bisa melindungi kamu lagi." Lanjut Tuan Jakapan masih dengan lembut karena Pete tidak membalas perkataannya.
"..."
"Dunia Vegas terlalu bahada bagi kamu Pete, kamu tidak bisa masuk sembarangan." Ucap Tuan Jakapan lagi karena sang anak tak kunjung memberikan tanggapannya.
"Vegas yang meminta Pete untuk pindah bersamanya." Ucap Pete pelan yang langsung mendapatkan tatapan khawatir Nyonya Jakapan.
"JAKAPAN LAKUKAN SES.."
"Apakah kamu menginginkannya juga?" Tanya Tuan Jakapan penuh dengan penekanan kepada Pete, menghiraukan sang intro yang sudah mulai histeris.
Pete menatap Tuan Jakapan tanpa ragu dan langsung menganggukkan kepalanya, tanda bahwa ia sangat yakin dengan apa yang ia pilih, yaitu tinggal bersama Vegas.
"Kamu yakin dengan pilihan kamu?" Tanya Tuan Jakapan lagi melihat sang anak tidak seperti biasanya.
Pete tidak merengek seperti biasanya, dia tidak berbicara banyak dan hanya membereskan barang-barangnya, dan bahkan alih-alih bergelanyut manja dengan Tuan Jakapan dan beradu argument dengan Nyonya Jakapan ia lebih memilih diam dan menjawab pertanyaan Tuan Jakapan dengan tenang dan penuh keyakinan.
Tuan Jakapan menatap sang anak dengan tegas dan mencari ketakutan di wajah sang anak yang hanya menampilkan keyakinan dan tanpa rasa takut.
Tuan Jakapan mengerti bahwa kali ini, permintaan ini cukup berbeda. Pete tidak merengek karena ia tau bahwa hal itu tidak akan mewujudkan keinginannya, karena keinginannya kali ini cukup membahayakan baik bagi Pete dan keluarganya.
"Entah berapa lama kamu tinggal dengannya kelak, entah itu hanya sampai kamu bosan atau seumur hidup, papa tidak akan bisa melakukan apapun. Saat kamu meninggalkan mansion keluarga Jakapan dan pindah ke mansion Wichapas, nama Jakapan yang kamu sandang selama ini tidak akan berguna lagi. Kamu tau menapa?" Ucap Tuan Jakapan berbarengan dengan pertanyaan yang langsung di anggukkin oleh Pete.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomansaIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...