Pete tersenyum penuh arti sambil melihat gedung didepannya dengan mata berbinar. Gedung berdominasi warna hitam didepannya itu terlihat sangat mewah. Ini baru jam 6 pagi dan Pete sudah berada di depan gedung, ia masih memakai piyama berwarna coklat mudanya bersama seorang asisten dibelakangnya yang tengah membawa beberapa paper bag dan tas kuliahnya.
"Ayo Arm." Ucap Pete bersemangat dan langsung memasuki gedung yang tentu saja membuat orang-orang melihat ke arahnya.
"Tapi tuannn, Ibu dan bapak pasti bakalan marah." Balas sang asisten bernama Arm itu dengan takut-takut mengikuti keinginan tuan mudanya.
"Aku harus mendapatkan morning kiss ku!" Ucap Pete mutlak dan meninggalkan Arm dengan tegas.
Pete memasuki gedung dengan langkah cepat, meskipun ini masih pagi tapi lobby gedung terlihat cukup ramai dengan para pekerja yang rapi dengan jas mereka.
Pete berjalan menuju lift sebelum langkahnya di hentikan oleh seorang wanita.
"Pagi tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Wanita itu pada Pete.
"Aku ingin menemui Tuan Vegas." Ucap Pete dengan nada tegas.
"Sekarang masih jam 6 tuan, dan tuan Vegas belum berada di kantor. Apakah sebelumnya tuan sudah membuat janji dengan tuan Vegas?" Ucap wanita itu dengan akhiran bertanya.
"Benarkah?" Tanya Pete dengan raut wajah sedih.
"Maaf sebelumnya Tuan Pete." Ucap seorang pria menghampiri Pete dan menyapanya dengan sopan.
"Iya?" Balas Pete dengan lembut.
"Kamu bisa kembali Rin. Perkenalkan Tuan Pete saya Big asisten Tuan Vegas." Ucap Big sambil menyalurkan tangannya untuk menjabat tangan Pete.
"Pete." Balas Pete dan juga membalas uluran tangan Big.
"Tuan Vegas ada di ruangannya, sejak tadi malam beliau lembur dan tidak kembali ke mansion. Mari tuan Pete saya antarkan." Ucap Big sopan sambil menawarkan diri, ia ingat benar bagaimana tuannya pergi hanya setengah jam dan kembali dengan suasana hati yang sangat baik sehingga ia ingin terus bekerja, hal yang belum pernah ia temui sebelumnya.
"Terimakasih." Balas Pete dan mengikuti Big dengan senang hati.
"Sebelumnya saya mohon maaf, tapi apakah tidak mengapa anda keluar dengan piyama?" Tanya Big berusaha sesopan mungkin melihat bagaimana penampilan Pete yang seperti baru bangun tidur meskipun itu tidak mengurangi ketampananya.
Penampilan Pete memang menarik perhatian banyak orang di lobby tidak terkecuali Big. Ia yang menyadari bahwa itu adalah Pete langsung menghampiri pria itu, karena Big adalah asisten Vegas yang tau mengenai bisnis yang akan dan yang telah dilakukan Vegas dan ia tau bahwa Pete kemungkinan menjadi rekan bisnis tuannya.
"Aku akan mandi di kantor Vegas." Ucap Pete dengan santai membuat Big bertanya-tanya keheranan. Sedangkan Arm tengah memasang wajah ketakutannya.
Big memilih untuk tidak pertanya apapun lagi, ia diam sambil menunggu mereka sampai di lantai 40 dimana kantor Vegas berada.
Big berjalan menuju sebuah pintu besar yang Pete yakini adalah kantor Vegas. Big mengetuk pintu dan membuka pintu secara perlahan. Suara amarah ringan dapat terdengar jelas saat pintu rusngan dibuka.
Vegas yang tengah fokus berdiskusi dengan seseorang dari ponselnya ditemani oleh sekretaris wanitanya.
"Vegas.." Panggil Pete dan berlasi menghambur ke dalam pelukan Vegas.
Vegas yang mendengar suara Pete berbalik melihat pria manis yang tengah berlari menujunya sambil merentangkan tangannya. Seolah terulang kembali, tangan Vegas secara tidak sengaja terbuka untuk menyambut tubuh Pete.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect You [END]
RomantizmIa dibesarkan oleh luka.. Ia tidak pernah merasakan rumah yang hangat.. Jangankan rumah, sekedar semangkuk nasi hangat pun ia tidak pernah merasakannya... Ia dikenal sebagai si MAFIA KELAS ATAS BERDARAH DINGIN yang tidak mengenal ampunan.. Lalu pria...