Don't You Dare Touch Mine

9.3K 1K 35
                                    

"Kumohon...hikss...ha..kumohon....maafkan..aku...kumohon...kumohonn...aaaaa...SAKITTT....MAAF...MAAFFF..." 

Gadis itu terlihat amat sangat menyedihkan. Darah segar yang sudah menghiasi tubuhnya tampak semakin banyak. Ia menangis, tersiksa, tapi tetap memohon untuk hiduk. 

Pria di depannya itu memang terlihat tampan, tapi sangat mengerikan. Ia yang beberapa menit lalu tergoda akan tawaran untuk berdua, terpancing dengan mudahnya akan rayuan murahan yang membawanya kepada siksaan.

Pria itu tidak memiliki belas kasihan, bahkan kepada dirinya yang seorang perempuan. Ia tau bahwa ini semua adalah karmanya karena memplagiat proyek kelompok Pete, mengingat bahwa di awal pria itu mengancamnya untuk mengatakan kebenaran dan merekamnya.

Ia tidak dilecehkan, tapi disiksa. Pakaiannya masih utuh tapi kulitnya sudah banyak terluka dan mengeluarkan darah yang tidak sedikit. Pukulan demi pukulan ia terima tanpa bisa melawan, hanya mulutnya lah yang masih bisa mengeluarkan kata-kata memohon ampun.

Pria yang menyiksanya itu tidak sendirian, dia bersama beberapa pria lainnya yang tampak lebih mengerikan, tapi mereka tidak ikut menyiksanya. Mereka hanya berjaga di setiap sudut aula dalam diam.

🖤🖤🖤

Vegas menatap pintu rumahnya yang terbuka lebar dengan frustasi. Ia menunggu Pete Dengan kalut, meskipun malam semakin larut. Kekhawatiran dan rasa kesal memenuhi dirinya sepenuhnya. Ia mempercayai Khun, tapi bagaimanapun kekahawatiran itu tidak menghilang.

Vegas sebelumnya sudah mengarahkan anak buahnya untuk mencari Pete, tapi sampai saat ini mereka bahkan belum menampakkan batang hidungnya yang artinya mereka belum berhapil menemukan Pete.

Khun sebelumnya sempat menelfonnya untuk memberitahukan bahwa Pete memiliki ducati monster yang dia parkir disekitar kampus, dan juga apartment rahasia yang tidak mereka ketahui. Tidak ada satupun yang tau dimana Pete memarkir ducatinya. Mereka hanya tau ketika keadaan benar-benar membuat Pete kesal dan tidak bisa mengendalikan dirinya ia akan menghilang bersama ducatinya, teman-temannya tidak akan pernah bisa menghubunginnya. Hal itu tidak akan berlangsung lama karena besoknya Pete akan datang seperti dirinya sebelumya, seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Hal baru mengenai Pete yang baru di ketahui oleh Vegas, dan itu benar-benar membuatnya kesal. 

Vegas menghembuskan nafasnya berat lalu berdiri dari duduknya, berjalan menuju tempat biasanya ia meletakkan kunci mobil dan motornya. 

🖤🖤🖤

Vegas menatap gadis didepannya dengan tatapan membunuh. Ia tersenyum sinis sambil membuka jas putihnya.

"Apakah skenarionya sudah kau siapkan?" Tanya Vegas dingin kepada Big yang terlihat sangat berkeringat karena memukul gadis yang sudah terbaring tidak berdaya didepannya.

"Surat bunuh dirinya sudah siap, dia akan mati karena rasa bersalah mefitnah Tuan Pete." Jawab Big dengan sigap.

"Tambahkan sekanario murahan juga..."

"Kumohon...hikksss....jangannn..."

PLAKKK..

"Beraninya kau membuka mulutmu saat aku berbicara." Ucap Vegas setelah menampar keras gadis didepannya yang tadinya berusaha untuk duduk namun kembali terbaring karena tamparan Vegas yang keras pada pipinya.

"Tambahkan pada surat bunuh dirinya bahwa ia melakukan semua itu karena ia mencintai Pete dan merasa cemburu dengan Pete!" Perintah Vegas dingin.

PLAKK..

PLAKKK...

BUGHH..

"HIKS..SAKIT..."

PRANG...

The Perfect You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang