Evan meregangkan tubuhnya sambil berjalan keluar kamar. Tangan kanannya menggaruk-garuk perutnya, sementara tangan kirinya berusaha keras menyingkirkan kotoran mata yang mengganjal. Harum masakan yang menguar membuatnya langsung menuju ke dapur tanpa pikir panjang. Dirinya langsung duduk di meja yang langsung menghadap ke papinya yang sedang memasak.
Iya. Evan lagi kabur ke unit kondominium papinya saat ini. Gak kok, dia sedang tidak berkonflik dengan maminya. Hanya saja, maminya bilang akan pergi ke Raja Ampat bersama teman-temannya selama satu minggu. Daripada Evan sendirian di rumah, mending dia sama papinya aja.
"Van, ambilkan cilantro di kulkas."
Evan kembali berdiri dan membuka kulkas yang dimaksud. Masih setengah mengantuk, Evan mengambil daun-daunan yang dia yakini adalah cilantro yang dimaksud papinya. "Berapa, Pi?"
"Semua aja, bawa kemari."
Evan menurut. Dia lantas menyerahkan bahan tadi ke papinya, lalu kembali duduk menopang dagu di meja granit di dapur.
"Kamu hari ini kuliah?"
"So far sih belom DO ya, Pi. Jadi, iya kuliah lah," jawab Evan.
"Mau bawa bekal?"
Evan menggeleng. "Menggiurkan, tapi gak usah, Pi. Hari ini cuma 1 matkul aja."
Tidak butuh waktu lama untuk hasil masakan papinya dihidangkan tepat di depan mata Evan. Suara protes dari perut Evan langsung terdengar keras.
"Apaan nih namanya, Pi?"
"Cilantro chicken."
"Gitu aja?"
"Iya. Papi cuma masak sarapan, Evander. Bukan sedang ikut master chef."
Evan terkekeh. "Coba aja, Pi. Ngedrama dikit jangan lupa, biar jadi artis. Tuh contohnya Lord Adi malah lebih laku ketimbang juaranya master chef kan?"
Papi mengaangguk-angguk. Sambil melepas celemeknya, papi mulai ikut duduk di sebelah Evan.
Mungkin mami dan papinya sudah bercerai, tapi Evan tetap anak mereka. Walau cuma berdua dengan papinya begini, Evan gak pernah merasa canggung. Sedikit pun tidak ada yang berubah, kecuali papi dan maminya yang tinggal terpisah.
"Kamu itu siaran radio hari apa saja, Van?"
Evan mengerutkan dahi. "Senin, Selasa, Kamis, Sabtu, Pi. Tapi bisa nambah juga tergantung jadwal. Kenapa tuh?"
"Nanti malam tidak ada?"
"Ini Rabu kan? Gak ada."
"Kata mami pacar kamu baru ya?"
Evan mendadak pusing. Ini obrolan papinya tuh mau ngarah kemana sebenernya?
"Ya gitu deh, Pi," kata Evan sekenanya.
"Nanti malam ajak makan disini," kata papi tiba-tiba, menbuat Evan hampir tersedak.
Evan segera mengambil air dan meminumnya sebelum bertanya, "Tumben banget, Pi? Papi gak pernah kepo soal pacar Evan deh perasaan. Sekarang papi mau jadi the second mami ya???"
"Your mami said you hit the jackpot, Evan," kata papi santai. "Papi kan juga mau kenal cewek kamu yang kata mami kamu itu jackpot."
Evan memejamkan matanya sambil memijit batang hidungnya. "Pi, kalo mendadak belom tentu dia bisa."
"So, hari Jumat? You have 2 days left to tell your girlfriend," kata papi. "Gak ada alasan mendadak kan?"
Evan memutar otak, gimana cara agar papinya gak membahas ini terus-terusan. Masalahnya, Evan yang males ngomong ke Jani. Cewek itu kelihatannya lagi sibuk punya gebetan baru dan terakhir menghubunginya minggu lalu, setelah pesta Bambang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Muda FM ✔
Fanfiction❝Jani wants to be an independent woman, while Evan didn't want to get married. They fell right into their mothers trap of getting them together, and they didn't even know.❞ Start : 1 April 2022 End : 15 Februari 2023