"Lo kecelakaannya gimana sih, Van?"
Evan menenggak sekaleng soda di tangannya sebelum menyahut. "Bang, capek gue, Bang. Udah berapa kali ya gue jelasin masalah kecelakaan ini dalam seminggu," keluh Evan.
Jebi, yang bertanya ke Evan barusan, berdecak mendengarnya. "Gue baru tanya."
Evan langsung nyengir, takut si Jebi beneran ngamuk kan susah. "Bercanda, Bang. Sini-sini, gue ceritain."
"Join join," ujar Reyhan yang tiba-tiba juga datang ke lounge kantor. "Mau cerita apa?"
"Kecelakaan gue, Han," jawab Evan.
"Yailahhh, lagi, Kak? Udah 3 kali dalam seminggu nih dengerin ini cerita." Reyhan protes.
Evan mengangguk sambil melirik ke arah Jebi. "Itu tuh, ada yang nanyain lagi."
"Ya udah kalo gak mau," jawab Jebi sembari mengeluarkan hpnya.
"Kagak, Bang, ini mau gue ceritain elah. Reyhan lo pilih diem atau diterkam sama Bang Jebi?"
Reyhan mengangguk dan memperagakan gerakan mengunci mulut. Memang Evan minggu ini tuh setiap hari selalu cerita soal tragedi kecelakaan yang bikin kakinya harus mendapat 6 jahitan, makanya Evan juga udah capek cerita sebenernya. Tapi setiap hari ada aja orang baru yang harus Evan temui, jadi mau gak mau Evan cerita lagi.
"Gue kehujanan, terus pusing sama ngantuk juga, Bang. Abis itu di jalan kan licin ya, kebetulan waktu hujan deres banget itu. Nah hari itu gue naik motor tuh, terus motor gue kayak tergelincir gitu dan jatoh. Belakang gue ada motor ikut jatuh, terus belakangnya lagi ada mobil langsung banting stir dan nabrak pohon. Syukurnya gue cuma kaki aja yang parah, yang naik mobil sama motor satu lagi itu lumayan parah sih," cerita Evan sesingkat dan sejelas mungkin. "Syukurnya cuma luka berat aja mereka, gak sampe kritis atau meninggal. Wah, gue udah takut masuk penjara tuh."
Jebi mengangguk-angguk. "Terus gimana tuh? Lo ganti rugi? Kan secara gak langsung gara-garanya adalah elo."
"Eh iya, Kak, itu gimana dong? Lo tiap cerita cuma sampe kecelakaan doang," tanya Reyhan ikut kepo, karena selama ini setiap habis dengerin ceritanya langsung ngacir pergi.
Evan mengangguk. "Ya biaya rumah sakit sama motor mobil yang rusak itu ditanggung sama gue. Gimana lagi, kan gue yang salah. Untung mau damai sih, gak sampe diproses polisi."
"Duit lo banyak ya, Van? Berapa puluh juta tuh?" tanya Jebi penasaran.
"Papi gue sih, Bang. Haha.. Udah diurus semua sama papi, gue sisa terima omelannya aja dah."
"Mentang-mentang anaknya Nicholas Tanoe," ejek Reyhan. "Duluan deh, Kak, Bang.. Mau balik ke kampus dulu."
"Yoi, ati-ati, Han," ujar Jebi dan Evan bersamaan.
Jebi langsung fokus ke hp, sementara Evan juga mengecek pesan yang masuk saat ini. Dia mau siaran tapi masih nunggu partner tercintanya alias Ci Winny.
"Cewek lo katanya yang jadi narsum florist waktu itu, Van?" tanya Jebi tiba-tiba.
"Kata siapa, Bang?"
"Hosea yang heboh mulu, katanya cewek lo kecakepan, dia juga mau."
"Dih, enak aja," balas Evan sewot. "Cari lah cewek yang cakep dan seksi kan banyak, apalagi dia juga suka nge-DJ di klub malem tuh."
"Haha ya kan dia kriterianya yang kayak cewek lo. Mana ada di klub malem yang begitu?"
Evan mengidikkan bahu. "Lah, jodoh mah gatau, Bang. Gue ketemu Jani juga di Holywings kok dulu."
"Makan ayam?" tanya Jebi sembari tertawa.
Evan ikut tertawa. "Kagak. Pertama ketemu malah gue mau ditendang sama dia," ujar Evan mengingat-ingat pertemuan pertamanya dengan Jani.
![](https://img.wattpad.com/cover/305707521-288-k371362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Muda FM ✔
أدب الهواة❝Jani wants to be an independent woman, while Evan didn't want to get married. They fell right into their mothers trap of getting them together, and they didn't even know.❞ Start : 1 April 2022 End : 15 Februari 2023