Jangan ditanya bagaimana kalang kabutnya Jani ketika membuka mata di tempat yang asing. Dengan segala kemungkinan yang terputar di kepalanya, Jani kembali terkejut saat melihat jam di hp nya menunjukkan pukul 08.03. Teringat tujuannya ke Solo adalah untuk menemani Evan ke pernikahan sepupunya, Jani dengan cepat menelfon Evan untuk bertanya jam berapa acara pemberkatan yang dimaksud Evan semalam.
Beruntung Evan mengangkatnya dan memberitahu bahwa acara pemberkatan akan diadakan pukul 9 pagi. Jani kembali heboh, dia bahkan tidak punya waktu 1 jam untuk bersiap. Benar-benar Jani akan memukul Evan jika bertemu nanti.
Hanya mandi seadanya, bahkan harus rela menahan panggilan alamnya, Jani dengan gerakan kilat langsung mengeluarkan pouch berisi segala jenis make up. Minimal Evan akan menjemputnya jam 08.30 dan maksimal jam 08.45. Saat ini Jani hanya punya sekitar 20 menit.
"Yang saudaranya siapa, yang ribet siapa," gerutu Jani sembari mengaplikasikan concealer.
Jani melirik hpnya yang berdering, sebuah panggilan dari Evan. Tanpa mengangkatnya, Jani lantas berjalan ke pintu. Dugaannya ternyata benar bahwa Evan sedang berdiri di depan dengan wajah tanpa dosa.
"Gue boleh masuk gak?" tanya Evan ketika Jani berlari memasuki kamarnya lagi.
Jani berdecak. "Semalem bahkan kemungkinan lo udah masuk sini, kalo gak gitu siapa yang rapihin totebag gue sama sepatu gue? Soalnya gue kalo udah ngantuk gak bisa diganggu gugat."
Evan terkekeh dan memasuki kamar Jani dengan hati-hati, sementara Jani kembali melanjutkan kegiatannya. Merias diri.
"Santai, Jan. Gerejanya cuma 5 sampe 10 menit aja kok dari sini," kata Evan yang duduk di pinggir kasur, sementara Jani membawa semua perlengkapannya ke kamar mandi buat ngaca. "By the way ini baju seragam dari mami, katanya 'Pokoknya Jani harus pakai baju ini ya Evan' begitu," ujar Evan sembari menirukan perkataan maminya.
"YOU DIDN'T TELL ME?"
"Ini gue kasih tau," kata Evan santai.
"Thank's," ujar Jani sarkas sembari mengambil baju di tangan Evan dan berjalan menuju ke kamar mandi.
Jani menghela nafasnya kesal. "Van!"
"Yes, miss?"
"Don't you dare to sleep in my bed!" ancam Jani sembari menatap pintu di belakangnya yang masih terbuka lewat pantulan cermin. "Udah gue rapihin! Awas aja kalo berantakan!"
Jani tidak masalah dengan keributan yang Evan sebabkan, tapi tidak dengan kasurnya. Apapun yang terjadi, kasurnya harus serapi ketika Jani meninggalkannya.
"Evan, jawab dong!" gertak Jani karena tidak ada jawaban dari Evan soal peringatannya barusan.
"Iya, Anjani Gempita. I'm not messing around with your bed!"
"It's Gempita Anjani, crocodile!" kekesalan Jani semakin memuncak.
"Okay Gempita Anjani."
Jani mendengus sembari menutup pintu dan mengganti pakaiannya. Padahal udah susah-susah cari baju bagus, eh malah ternyata dikasih baju seragam yang kemungkinan kembar juga sama Tante Vita.
Selesai mengganti pakaian, Jani kembali membuka pintu, sambil melirik sekilas untuk memastikan Evan tidak membuat kasurnya berantakan. Setelah melihat bahwa Evan sedang duduk di pinggir kasur sambil fokus mengetik di hpnya, Jani lalu kembali melakukan kegiatannya dengan kilat, soalnya beberapa menit lalu sempat terpotong cuma gara-gara berantem sama Evan.
"Jan," panggil Evan sembari memunculkan kepalanya di sisi pintu. "Bisa pasang dasi gak?"
"Pardon?"
"Gue kesini mau minta tolong dipasangin dasi. Gue lupa caranya," kata Evan sembari mengangkat dasi di tangannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/305707521-288-k371362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Muda FM ✔
Fanfiction❝Jani wants to be an independent woman, while Evan didn't want to get married. They fell right into their mothers trap of getting them together, and they didn't even know.❞ Start : 1 April 2022 End : 15 Februari 2023