"Eh kenapa sih plastiknya gak lo copot aja?" tanya Jani ke Sherina sambil menarik plastik pembungkus jok yang ada di belakang kepalanya.
Sherina melotot lalu menepis tangan Jani dengan cepat, padahal lagi ngalis lewat rear-mirror. "STOP TINDAKAN BERDOSA LO ITU, ANJANI!"
Jani tentu saja tidak berhenti. Dia pura-pura serius menarik plastik pembungkus yang masih melapisi beberapa bagian mobil Sherina agar cewek itu ngamuk. "Lepas aja, Rin."
"JANNNN!"
Jani tertawa. Dia lantas kembali menghadapkan Sherina ke rear-mirror. "Iya, bercanda anjir. Lagian lo kenapa gak dandan dari rumah aja sih?!"
"Soalnya gue harus nyamperin elu di flower shop," jawab Sherina fokus agar alisnya gak miring sebelah.
Padahal tuh satu jalur, tapi Sherina emang lebay aja anaknya. "Gak ngaruh, Rin."
"Tadi gue tiduran, tapi malah kebablasan. Ntar kalo gue dandan dulu, lo yang ngomel-ngomel karena jemputnya lama," kata Sherina yang kali ini memakai mascara.
"Buruan ah, gue kalo bosen jadi pengen ngelopekin plastiknya nih," ancam Jani.
"IYA ANJIR. BANGKE LO, JAN," gertak Sherina.
Mereka berdua sedang ada di parkiran Eclipse, tempat dimana acara yang akan mereka hadiri digelar. Bambang, teman SMA Jani, mengundangnya untuk datang ke acara ulang tahun cowok itu. Masalahnya acara itu ada di sebuah sarang setan nan haram yang hanya akan bisa dijamah dengan aman oleh Jamal atau Sherina. Kebetulan Jamal dan Sherina kenal dengan Bambang, katanya sih karena sering jadi temen nongkrong di tempat-tempat haram, jadilah tanpa ragu si Jani ngajak Sherina dan Jamal.
Cuma tuh ini mereka udah di parkiran 15 menit, sampe rasanya Jani bisa mati kehabisan oksigen di mobil. Lama banget nungguin Sherina dandan. Cetar membahana banget dandanya, sampe Jani heran.
"Jan, gue perlu kasih glitterー"
"Rin, kita cuma mau dateng ke pesta ulang tahunnya si Bambang."
"Lipgloss aja deh," kata Sherina tidak peduli.
Jani menyandarkan dirinya dan menatap keluar jendela mobil sambil menggerutu. "Lipgloss segala kayak mau ciuman aja."
"Ntar ciuman juga ilang," sahut Sherina yang mendengar gerutuan Jani. "Masalahnya nih hari ini gue bakal menemukan partner ciuman gue apa gak ya?"
Jani rolling eyes. Daritadi tujuan si Sherina memang bukan menemani Jani ke pesta ulang tahun Bambang, tapi lebih ke ajang cari jodoh. Gak betah banget itu Sherina ngejomblo 1 tahun. Padahal liat aja si Jani, 3 tahun jomblo juga tetap semangat hidup, malah sekarang sedang menerapkan prinsip menjadi independent woman yang tidak membutuhkan pacar atau cowok.
"Udah sayang, yuk masuk," kata Sherina sembari mencolek pipi Jani.
Jani mencolek balik pipi Sherina. "Ayo, sayang."
Sherina membuka pintu mobil sambil bergidik ngeri. "Anjing, gue gak mau jadi lesbi. Gue masih mencintai cowok ganteng dan titit. Stop genit ke gue ya, Jan."
Jani ikut keluar sambil tertawa. "Gue lesbi juga pilih-pilih kali, Rin."
"Bangsattttt," umpat Sherina.
Jani tidak begitu memedulikannya. Dia malah mendekati Sherina dan melingkarkan tangannya di lengan Sherina. Keduanya memasuki Eclipse yang ramai dan bising, berharap semoga gak begitu terlambat karena mereka datang jam 9 malam sedangkan undangan dari Bambang adalah jam 8.
Eclipse ada 3 lantai. Lantai paling atas itu semacam kamar-kamar yang bisa disewa per malamnya, lantai paling bawah adalah diskotik, dan lantai tengah adalah bar. Bambang bilang acaranya ada di lantai 2, yang berarti gak akan sewild di lantai 1 atau lantai 3.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jalan Muda FM ✔
Fiksi Penggemar❝Jani wants to be an independent woman, while Evan didn't want to get married. They fell right into their mothers trap of getting them together, and they didn't even know.❞ Start : 1 April 2022 End : 15 Februari 2023