14. Kecoak

91 10 0
                                    

"Mommy pasti rindu ingin tidur berdua dengan Daddy," sambung Ji Hee yang mengikuti langkah kembarannya.

Mendengar candaan kembar membuatku tersenyum, tapi hatiku masih memikirkan Jungkook.

"Mommy, kenapa tidak tidur dengan appa saja?" Ji Haa duduk di pangkuanku lalu melirik kearah Namjoon.

"Hei, kenapa kamu bicara begitu!" Kedua mataku melotot seperti sedang menakuti kembar.

Ji Haa langsung menundukkan kepalanya, ia tidak pernah mau melihat mataku kalau sedang melotot. Ji Hee langsung duduk di pangkuannya Namjoon.

"Appa, appa mau tidur dengan mommy tidak?" Ji Hee menatap wajahnya Namjoon dengan tatapan polos.

"Sudah deh kalian tidur sama di kamar, biarkan mommy disini dengan ..."

"Yoona, jangan seperti itu," ucap Namjoon sambil menatap kearah aku yang tengah emosi.

Saat ini aku tidak suka dengan bercandanya kembar, karena mereka itu kalau bercanda keterlaluan. Kembar itu masih anak kecil dan terlalu polos, mereka masih tidak paham dengan apa yang mereka ucapkan. Namun, berbeda denganku dan Namjoon yang sudah paham dengan apa yang di bercanda kan kembar.

"Oppa, aku tidak suka dengan ..."

"Ji Haa Ji Hee, sebaiknya kalian langsung tidur di kamar ya. Biarkan appa dan mommy disini menunggu daddy Jungkook pulang," kata Namjoon dengan suara yang sangat lembut saat berbicara dengan anak-anakku.

Entah kenapa, aku sangat suka ketika Namjoon sedang mengobrol dengan anak-anakku dan menasehatinya. Namjoon seperti ayahnya kembar lalu kembar juga selalu menurut dengan apa yang di katakan oleh Namjoon.

"Paling juga daddy inap sama eomma di hotel," celetuk Ji Hee yang langsung bangun dari pangkuannya Namjoon.

"Hei, berhenti bicara seperti itu!" aku benar-benar tidak suka dengan apa yang di katakan anakku.

Ji Haa ikut bangun dari pangkuanku. "Benar, pasti daddy lagi bobo berdua sama eomma," sambung Ji Haa yang membuat darahku semakin naik.

Aku ingin bangun dari duduk, tapi kembar langsung berlari kelantai atas dengan menjulurkan lidahnya masing-masing. Kembar benar-benar membuatku kesal, ingin sekali aku merebusnya didalam panci ramyeon.

"Yoona, kamu kenapa sih!" Namjoon sedikit menahan tawa ketika kembar berhasil membuatnya tertawa. Namun, Namjoon menahan tanganku dan menuntunku duduk kembali di sofa.

Aku menepis tangannya Namjoon. "Sudahlah aku malas ngobrol denganmu!" Sangat kesal ketika Namjoon tidak pernah berpihak kepadaku, aku langsung membelakangi Namjoon dan menatap pintu utama rumah ini.

Aku terus-menerus memikirkan candaannya kembar, apa benar suamiku tidur dengan kakakku sendiri? Astaga, apa yang aku pikirkan! Aku langsung memukul kepalaku sendiri dan mencoba mengatur nafas.

Tiba-tiba saja Namjoon menyentuh pundakku. "Yoona, sepertinya kamu butuh coklat untuk menenangkan pikiran kamu!" Namjoon mengeluarkan satu bungkus coklat dan memberikannya padaku.

"Kamsahamnida," aku langsung mengambil coklat itu dan memakannya.

Kata orang-orang kalau memakan coklat dalam keadaan stres dan banyak pikiran, sudah pasti perlahan-lahan akan mulai melupakan pikiran yang sudah membuat otak kita stres.

"Jadi, setelah Yoona memakan coklat itu, apa yang akan terjadi," batin Namjoon dengan senyum menyeringai.

Sebenernya itu memang coklat biasa, tapi ada sesuatu didalamnya.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang