32. Menabrak

78 10 16
                                    

"Aku sedang menunggu istri dan kedua anakku!" tegas Jungkook yang masih menatap kearah depan dan tidak menoleh kearah belakang.

BRAK
Tiba-tiba saja Yolla melemparkan majalah yang sedang ia genggam. Jungkook langsung menoleh ke belakang dan melihat Yolla yang sudah menampakkan wajah kesal.

"Aku menyesal sudah tidur denganmu bahkan merusak rumah tanggaku, aku pikir kamu akan menikahiku dan meninggalkan Yoona," ucap Yolla dengan suara lantang.

Jungkook yang mendengar itu membuat dirinya bingung, karena apa ia tidak mengerti kenapa kakak iparnya sangat mendukung sekali dirinya bercerai dengan adiknya--Yoona.

"Nuna, apa kamu tidak kasihan pada Yoona? Kalau aku menceraikannya ia akan menjadi janda beranak dua loh," kekeh Jungkook dengan otak polosnya.

Yolla menghela napas dengan kasar, lalu ia berkata. "Jung, kau sudah lihat sendiri kan kalau istrimu saja sudah tidur dengan suamiku!" Yolla terus-menerus memancing Jungkook agar membenci adiknya.

Seketika Jungkook terdiam dan berpikir, ia kembali mengingat foto yang ada di tab kembar. Foto itu terus-menerus membuatnya pusing setengah mati, bahkan otaknya sudah berjalan kemana-mana.

Jungkook memikirkan sang istri yang sudah bersetubuh dengan Namjoon, Jungkook tidak akan terima kalau istrinya benar-benar melakukan itu dengan laki-laki lain.

Padahal ia sendiri tidak sadar diri apa yang sudah ia perbuat dengan kakak iparnya sendiri.

***

1 bulan kemudian.
Keadaan rumah keluarga Lee semakin sunyi dan sudah tidak ada kekeluargaan lagi seperti dulu. Bahkan Jungkook dan Yolla sudah terang-terangan bersikap mesra di depan pasangannya masing-masing.

"Oppa, apa kau gila!" teriak aku yang langsung menarik tangannya Jungkook menuju kamarku.

Aku juga sengaja menutup pintu kamar dan menguncinya agar kakakku tidak masuk ke dalam kamar.

"Gila kenapa?" tanya Jungkook dengan wajah santai tanpa merasa bersalah.

Aku menghela napas dengan sangat kasar, ingin sekali aku menampar Jungkook saat ini. Namun, aku tidak berani karena ia sedang membawa sarung tinju di tangannya.

Beberapa detik kemudian.
"Kalau tidak ada yang ingin di bicarakan aku pergi!" Jungkook hendak menyentuh gagang pintu.

Namun, aku menahan tangannya dan berkata. "Oppa, aku lelah. Aku tidak bisa melihat suamiku bermesraan dengan kakakku sendiri," ucapku dengan suara lirih.

"Lalu?" Jungkook mengatakan itu seolah ia tidak memiliki dosa sama sekali.

Ingin sekali aku mengumpat dan meludahi dirinya, tapi aku harus tetap bersabar agar bisa mengakhirinya dengan baik-baik. Karena aku menikah dengan Jungkook saja baik-baik, jadi sebaiknya aku bersikap baik saja.

"Apa oppa tidak akan menceraikan aku?" tanya aku dengan suara pelan dan sedikit takut kalau Jungkook akan marah.

"Tidak akan," jawab Jungkook dengan santai dan tanpa ada beban sedikitpun.

"Oppa, kamu menganggap aku apa sih?" tanya aku dengan tatapan mata lekat dan perlahan melepaskan tanganku yang tadi menyentuhnya.

"Istriku," jawab Jungkook yang lagi-lagi santai tanpa memikirkan rumah tangga kami sedang di ambang kehancuran.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang