38. Meminta Tubuhmu

131 10 0
                                    

"Yoona, eomma dan appa berharap kalau kalian tidak akan bercerai. Eomma selalu berharap kalau ini hanya emosi kalian sesaat," jelas nyonya Jeon lagi.

"Eomma, Jungkook sudah berubah. Dia sudah bukan suamiku yang ku kenal, dia sudah..." Sengaja aku menjeda ucapanku, aku tidak ingin membahas semua ini melalui ponsel.

Aku ingin membahas rumah tanggaku dengan kedua mertuaku langsung, karena aku juga ingin mengeluarkan unek-unek aku selama ini. Selama Jungkook sudah memiliki hubungan terlarang dengan Yola.

Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan semua ini pada kedua mertuaku, tapi setelah aku mendengar Jungkook sudah memiliki pengacara membuatku geram.

Jungkook pasti akan mengambil hak asuh anak-anak, aku tidak ingin membiarkan semua itu terjadi. Apa lagi membiarkan kembar di asuh oleh kakakku sendiri, aku tidak Sudi untuk semua itu.

Lebih baik aku tidak mendapatkan harta gono-gini ketimbang merelakan kembar di ambil alih oleh Jungkook dan Yolla.

"Yoona, kenapa tidak di lanjutkan?" Nyonya Jeon sepertinya penasaran dengan apa yang akan aku bicarakan.

"Eomma, aku akan menunggu eomma kembali ke Korea. Kalau eomma sudah ada di rumah, aku akan ke rumah eomma," kataku.

"Baiklah, eomma tutup dulu teleponnya!"

"Ndee, hati-hati di jalan eomma. Semoga lancar bisnisnya," ucapku.

"Salam untuk kedua cucuku!"

"Siap eomma!"

Nyonya Jeon langsung mengakhiri panggilan itu, lalu aku menyimpan ponselku di atas meja kerjaku. Aku kembali menghela napas sangat panjang, aku sangat lelah sekali dengan semuanya.

"Brengsek, ternyata dia sudah mempersiapkan semuanya," ucapku dengan geram.

Aku tidak mau kalah dengan apa yang sudah di persiapkan oleh Jungkook saat ini, aku kembali mengambil ponselku dan mencoba menghubungi seseorang.

"Apa dia akan membantuku?" Sekilas aku mengingat seseorang, seseorang yang pernah ada di hatiku.

Saat aku ingin menelepon seseorang itu, tiba-tiba saja seseorang itu menelepon diriku.

"Wah, panjang umur sekali orang ini!"

Tanpa berpikir panjang, aku langsung menjawab telepon itu karena tidak ingin membuat seseorang itu menunggu lama.

"Hai, Yoongi oppa!" sapa aku setelah menjawab telepon itu.

Seseorang yang ingin aku hubungi adalah Yoongi dan seseorang yang menelepon diriku adalah Yoongi. Sepertinya hatiku dengan hatinya masih bersama. Astaga! Apa yang aku pikirkan! Sekilas aku memukul pelan kepalaku sendiri.

Saat ini bukan saatnya aku membahas hati atau perasaan pada seseorang, aku hanya membutuhkan keadilan saja. Karena aku memang tidak memiliki apapun untuk bertindak sangat jauh seperti Jungkook.

Aku juga tidak memiliki banyak uang untuk menyewa pengacara, aku hanya seorang ibu rumah tangga dan seorang pegawai biasa saja. Aku memang memiliki uang tabungan, tapi aku tidak yakin kalau uangku akan cukup untuk menyewa pengacara.

"Tumben langsung di jawab," celetuk Yoongi setelah mendengar sapaan aku setelah menjawab teleponnya.

"Hehe, kebetulan aku juga ingin menghubungi kamu," jelas aku padanya.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang