22. Alasan

74 8 0
                                    

"Jadi, waktu Daddy tidak pulang. Daddy inap disini?" tanya Ji Haa sambil menatap Jungkook.

Wajah Jungkook langsung pucat saat anaknya bertanya seperti itu, lalu kedua orang tuanya langsung saling memandang satu sama lain.

"Kapan Jungkook tidak pulang kerumah?" Nyonya Jeon menatap semuanya.

Bisa dilihat dari tatapan itu, tatapan seolah bingung karena cucunya membahas rumahnya.

"Kemarin lusa eomma," jawabku sambil menatap eomma mertua.

"Kemarin lusa?" Tuan Jeon seperti sedang berpikir. "Kemarin lusa saya dengan..."

"Appa, aku punya hadiah untuk appa!" Tiba-tiba Jungkook membuka tasnya dan mengeluarkan sesuatu.

Benar, Jungkook sedang membohongi aku. Jungkook tidak tidur dirumah orang tuanya saat itu, lalu dia tidur dimana? Tanda merah itu dari mana?
Sudah banyak pertanyaan didalam hatiku yang membuatku merasakan sakit kepala.

"Kita main sama Bam yuk!" Ji Hee bangun dari duduknya dan sepertinya ia merasa bosan duduk bersama keempat orang-orang dewasa.

"Ya kalian main saja!" Jungkook seperti senang kalau anak-anaknya tidak ada disini, lebih tepatnya. Jungkook pasti bahagia kalau anak-anaknya tidak akan banyak bertanya.

Jungkook mengeluarkan dua kotak kecil lalu di berikan kepada kedua orang tuanya masing-masing. Orang tuanya Jungkook langsung mengambil kotak itu dan menatap Jungkook dengan sangat heran.

"Apa ini?" Tuan Jeon menatap anaknya dengan heran.

"Buka saja," ucap Jungkook sambil tersenyum dan wajahnya juga masih pucat.

Dari tadi, aku hanya diam dan menatap Jungkook yang sedang kebingungan mencari alasan. Fix, dia memang sedang membohongi aku.

"Wah bagus sekali jam ini," ucap nyonya Jeon setelah membuka kotak itu.

"Jam kita sama!" Tuan Jeon melirik istrinya setelah membuka kotak itu.

"Maaf aku hanya membelikan itu saja untuk eomma dan appa," ucap Jungkook dengan suara lirih.

"Tidak apa, eomma suka!" Nyonya Jeon selalu menerima apa yang di berikan oleh anak semata wayangnya itu.

"Terimakasih Jeon!" Tuan Jeon juga sudah pasti menyukainya.

Aku masih terdiam dan tidak mengeluarkan kata apapun setelah melihat ini. Aku seperti muak dengan semua tingkah Jungkook, aku benar-benar benci dengan dirinya yang sudah membohongi aku.

"Sayang, kenapa kamu diam?" Jungkook merayu dengan merangkul pinggangku dengan sangat mesra.

Aku menolak di rayu olehnya, aku bangun dari duduk. "Sepertinya aku lelah!"

Aku pergi begitu saja meninggalkan mereka dan melangkah menuju kamarnya Jungkook. Orang tuanya Jungkook sekaligus Jungkook hanya terdiam dan mereka saling pandang.

"Kenapa istrimu?" tanya nyonya Jeon pada anaknya.

"Mungkin Yoona sedang mengandung," celetuk tuan Jeon.

"Tidak mungkin!" Jungkook geleng-geleng kepalanya.

Jungkook juga langsung bangun dari duduknya dan mengikuti langkahku. Orang tuanya Jungkook masih duduk di sofa.

"Mengapa dengan mereka?" Tuan Jeon menatap istrinya dengan bingung.

"Mungkin benar apa yang kamu katakan tadi, kalau Yoona sedang mengandung." Nyonya Jeon mengatakan itu dengan suara ceria. "Yoona waktu mengandung kembar juga gitu, kan? Yoona seperti cuek dan malas kalau sedang berkumpul seperti ini," sambung nyonya Jeon.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang