31. Khawatir

91 10 4
                                    

"Apa aku salah masih mencintai suamiku?" tanyaku yang masih menatap dan berdiri didepan Namjoon.

Namjoon menyentuh kedua pundakku dan berkata. "Mencintai itu tidak salah Yoona, yang salah ketika mencintai seseorang yang sudah terlihat berkhianat," jawab Namjoon yang mencoba menyadarkan aku dari keadaan.

Aku menundukkan kepalaku lalu kembali menangis dan Namjoon memelukku. Aku masih menangis dalam pelukannya.


"Yoona, kalau aku menggantikkan posisi Jungkook. Apa kamu bersedia?" Namjoon berbisik tepat di telingaku dan membuatku langsung mengangkat kepalaku dan tidak sengaja terkena bibirnya Namjoon.

"Aduh!" Namjoon langsung memegangi bibirnya.

"O ... oppa!" Terkejut dengan apa yang aku lakukan padanya, tapi aku sama sekali tidak ada niat untuk melakukan itu.

"Sudah tidak apa-apa!" Namjoon menahan tanganku agar tidak menyentuh bibirnya.

Namjoon merasa benturan kepalaku padanya sedikit keras hingga membuat bibirnya agak perih. Namjoon yakin kalau bibirnya pasti luka, tapi ia terus-menerus menutupinya dariku.


"Aku ambil obat dulu ya!" Ingin sekali melangkah dan mengambil obat, tapi Namjoon menahan tanganku.

"Tidak usah, nanti aku obati sendiri!" Namjoon menatapku.

"Tapi ..."

"Sekarang tugasmu jawab saja pertanyaanku tadi," ucap Namjoon dengan suara yang memang membutuhkan jawaban tadi.

"Hah? Ja ... jawaban mana?" Pura-pura tidak tau lalu menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Namjoon tidak berbicara apapun tapi ia menatapku sangat dalam, tubuhnya juga perlahan-lahan mendekatiku dan ia berhasil memelukku.


"Yoona, aku sangat menyayangimu dan mencintaimu," ucap Namjoon sambil mengusap-usap punggungku.

Aku tidak menghiraukan ucapannya malah aku salah fokus dengan aroma tubuhnya yang sangat maskulin membuatku terhipnotis, ingin sekali aku...

"Apa yang aku pikirkan," batinku yang pelan-pelan memukul pelan kepalaku.

"Yoona, andai waktu bisa diulang," gumam Namjoon.

Namjoon terus-menerus memelukku dengan erat membuat tubuhku dan tubuhnya semakin menyatu, dan...

"MOMMY! APPA!" teriak Ji Haa yang berlari dari lantai atas.

"Hei, kalian kenapa!" Namjoon dengan cepat melepaskan pelukannya dan hampir saja aku terjatuh kelantai, tapi aku mencoba mengimbangi tubuhku.

"KECOAK TERBANG LAGI!" Ji Hee kembali berteriak dan berlari di belakangnya Ji Haa.

Melihat interaksi Namjoon dan kembar membuatku tersenyum lebar, Namjoon benar-benar menyayangi kedua anak kembarku. Namjoon adalah tipe suami idaman, aku sangat bingung dengan kakakku sendiri kenapa ia mudah tergoda dengan suamiku.


"Loh, kenapa ada kecoa lagi? Waktu itu sudah appa buang kok!" Namjoon sedikit heran dengan kecoa disini sepertinya bandel atau ada sarangnya.

Ji Haa dan Ji Hee langsung bersembunyi dibelakang tubuh besarnya Namjoon. Lalu aku mencoba menenangkan kembar karena mereka masih mengatur nafas dalam-dalam.

"Oppa, sepertinya besok rumah ini harus benar-benar di bersihkan oleh cleaning service," celetukku.

"Iya, aku setuju!" Namjoon menganggukkan kepalanya.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang