35. Bercerai?

86 8 0
                                    

"Mommy harus kerja karena jam makan siang sudah selesai," celetuk Namjoon yang ikut muncul di belakang kembar.

Melihat kemunculan Namjoon di sana membuatku sedikit diam, lalu aku melirik ke arah jam tangan.

Memang benar ini sudah waktunya aku untuk kembali bekerja, karena aku juga sadar diri akan status aku di kantor Namjoon.

Aku memutuskan untuk mengakhiri panggilan telepon itu dan menyuruh Yoongi lekas mengemudi menuju kantor. Yoongi juga menurut, ia kembali mengemudi menuju kantor.

"Oppa, sepertinya ketemu anakku jangan hari ini," celetuk aku setelah keheningan muncul di dalam mobil ini.

"Iya aku tau, lagi pula ngapain kembar di kantor?" Sekilas Yoongi melirik ke arahku.

"Sepertinya tadi Namjoon oppa yang jemput anak-anak dan pasti di rumah tidak ada siapa-siapa, jadi Namjoon oppa membawanya ke kantor." Sedikit menjelaskan semuanya pada Yoongi.

"Kamu masih tidak punya pengasuh untuk kembar? Haruskah aku memberikan pengasuh dan supir untukmu?" Selalu saja Yoongi mengatakan itu padaku.

"Hem, tidak perlu!" Menolak semua tawaran Yoongi.

Yoongi hanya diam, ia tau kalau diriku masih menolak apa yang ia tawarkan. Entah kenapa Yoongi selalu bersikap baik padaku, padahal hubungan kami sudah berakhir.

Namun, Yoongi selalu saja memperlakukan diriku layaknya kekasih. Terkadang, aku sedih dengan apa yang sudah terjadi padaku dan pernikahanku.

Mungkin saja kalau aku menikah dengan Yoongi tidak akan merasakan sakit seperti ini, tapi semuanya sudah terjadi. Saat ini aku hanya bisa menjalani semuanya, tidak perlu menyesal atau apapun.

Sekilas Yoongi mengusap kepalaku dan berkata. "Yoona, jangan pikirkan apapun tentang suamimu. Sebaiknya kamu ceraikan saja, laki-laki seperti itu tidak pantas kamu pertahankan!" tegas Yoongi dengan suara agak kesal.

Yoongi adalah laki-laki yang bertanggung jawab juga sangat setia pada pasangannya. Selama aku menjalin hubungan dengan Yoongi tidak pernah ia berselingkuh di belakangku. Jangankan berselingkuh, kesehariannya ia hanya sibuk kerja dan menghabiskan waktu bersamaku.

Yoongi juga sangat membenci dengan laki-laki yang selingkuh, apa lagi sudah berstatus suami. Yoongi selalu menjadikan diriku wanita yang bahagia ketika bersama dirinya.

Namun, orang tuanya lah yang membuat hubungan kami berakhir. Walaupun Yoongi selalu mempertahankan diriku, tapi aku tidak pernah mau Yoongi menjadi pembangkang. Aku memilih untuk pergi dan menikah dengan seseorang yang kurang waras.

"Oppa, apa nomor oppa masih yang lama?" tanyaku yang sekilas melirik ke arah Yoongi.

"Masih dong," jawab Yoongi dengan senyuman manis.

"Oke, nanti aku akan mengganggu kamu haha!"

"Ganggu saja, aku suka di ganggu olehmu!" Yoongi menerima apa yang hendak aku rencanakan.

Selang beberapa menit. Mobil Yoongi berhenti di sebuah gedung yang sangat tinggi. Gedung itu adalah milik Kim Group. Yoongi mengantarkan aku ke kantor, setelah itu ia bergegas pergi.

"Rasanya aku butuh liburan," gumam aku setelah melangkah menuju lift.

"Ayo kita liburan bersama gimana," bisik seseorang di telingaku.

Aku langsung menoleh ke arah samping dan menemukan Namjoon sambil tersenyum dengan lesung pipinya.

"ASTAGA OPPA!" teriak aku membuat beberapa orang melirik ke arah kami.

Dengan cepat aku menutup mulutku dan sedikit membungkuk pada Namjoon. Aku harus bersikap profesional pada Namjoon, apa lagi ia di sini adalah seorang CEO.

Namjoon masih tersenyum padaku, ia seperti senang kalau diriku jadi bertingkah seperti ini.

Pintu lift terbuka dan tidak ada siapa-siapa di dalam sana. Aku dan Namjoon langsung masuk ke dalam lift itu lalu menekan tombol ke lantai Namjoon.

"O ... Oppa, kenapa ada di lantai bawah?" tanyaku sambil melirik ke arah Namjoon.

"Ini, anakmu ingin minum susu coklat," jawab Namjoon sambil memperlihatkan plastik yang tengah ia bawa.

"Ya ampun, kenapa tidak menyuruh Hoseok oppa?"

"Anakmu ingin aku yang membelikan." Namjoon sambil geleng-geleng kepalanya saat mengatakan itu, lalu ia berkata lagi. "Anakmu seperti ibu hamil haha."

"Haha dasar, mana ada kembar hamil!" aku ikut geleng-geleng kepala sambil tertawa.

"Mungkin kau sedang hamil," celetuk Namjoon yang membuatku menghentikan tawa.

Seketika terdiam dan masih mencerna apa yang di katakan Namjoon padaku. Aku juga sambil berpikir, apa bulan ini aku sudah haid? Atau belum.

Tiba-tiba saja aku panik dengan keadaan ini, walaupun aku sudah memiliki suami dan hanya berhubungan dengannya. Namun, aku sangat tidak menginginkan diriku hamil anak Jungkook lagi.

Besok pagi aku harus mengecek menggunakan testpack, karena aku benar-benar tidak tau bulan ini sudah haid apa belum.

"Hei, kenapa bengong!" Namjoon menggoyangkan pundakku.

Tiba-tiba lift berhenti dan pintunya terbuka. Aku keluar lebih dulu dari pada Namjoon, lalu Namjoon mengikuti langkahku dari belakang.

"Yoona, kamu baik-baik saja?" tanya Namjoon dengan wajah sedikit khawatir.

"I ... iya aku baik-baik saja," jawabku dengan agak bingung.

***

Pukul 8 malam.
Di kamar Namjoon dan Yolla, mereka baru saja bertengkar. Keadaan kamarnya sangat berantakan dan banyak barang-barang yang sudah hancur berserakan di lantai.

"Cepat tanda tangan ini!" Namjoon terus-menerus membujuk istrinya untuk tanda tangan.

"Aku tidak mau bercerai!" Yolla menjauhi suaminya dan Namjoon menarik tangannya.

"Kau pikir kau siapa? Aku tidak suka dengan wanita yang hobi selingkuh sepertimu, apa lagi dengan adik iparmu sendiri!" bentak Namjoon.

"Aku begitu karena kau!" Kini Yolla malah menyalahkan suaminya atas dirinya berselingkuh.

"Aku? Kenapa aku?" Namjoon tidak mengerti kenapa dirinya di tuduh seperti itu.

"Kau selalu sibuk dengan kerjaan dan sibuk dengan Yoona!" Yolla kembali menuduh suaminya.

Entah apa yang ada di dalam pikirannya Yolla saat ini, ia terus saja enggan menandatangani surat perceraian itu. Yolla terus-menerus menyalahkan Namjoon atas semuanya.

"Kau ini punya hati apa tidak? Kenapa kau tega selingkuh dengan adik iparmu sendiri? Apa Yoona melakukan salah padamu?" Namjoon mulai membahas adik iparnya--Yoona dan membelanya.

"Aku yakin Yoona denganmu juga memiliki hubungankan?" Yolla malah menuduh suaminya memiliki hubungan.

Tatapan Namjoon sudah sangat seram, satu tangannya mengepal dan ingin sekali ia menghajar istrinya saat ini.

Namun, Namjoon tidak bisa melakukan itu. Namjoon tidak pernah melakukan kekerasan pada wanita, apa lagi wanita yang ada di depannya saat ini adalah istrinya sendiri.

"Ya sudah begini saja, kau menuduhku memiliki hubungan dengan Yoona. Jadi kau tanda tangan aja perceraian kita, lagi pula aku juga sudah benci denganmu!" Namjoon sudah kehabisan kata-kata lagi, saat ini ia hanya ingin bercerai dengan istrinya.

Namjoon benar-benar muak dengan rumah tangganya yang tidak pernah ada kejelasan setelah sang istri berselingkuh dengan Jungkook.

"Aku akan bercerai denganmu kalau Yoona juga bercerai dengan suaminya," ucap Yolla yang langsung meninggalkan suaminya begitu saja.

Making Love ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang