Chp 9. Kehidupan Asing

705 23 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

"Ayo turun"

Mahendra dan Askara sampai disebuah rumah mewah tingkat 2 yang bernuansa abu-abu

"Perlu gue gendong biar lo turun?"

"Gak perlu." Kara turun dari mobil dan menutup pintu mobil.

"Ini rumah, Papa Lo yang beliin?"

"Enggak! gue bukan pengangguran kali. Gue beli pake uang gue sendiri. Termasuk mahar lo"

"Oh,"

Endra masuk dengan membawa barang-barang Kara, di dalam semua benda-benda sudah rapi dan bersih. Pastinya ini juga sudah dipersiapkan oleh Endra.

-(#)-

"Temenin gue yok, coffeshop"

"Ha?"

"Ngopi, sekalian makan malem"

"Enggak deh, gue ga laper"

"Ck! Emang harus nunggu laper baru makan? Lo makan baru sekali tadi di rumah. Siang lo juga gak makan"

"Lo kali yang laper,"

"Susah banget ya diatur"

Endra meninggalkan Kara, dia mengambil kunci mobil dan pergi dari rumah. Kara tidak menghiraukan tindakan Endra sama sekali.

Dia turun dilantai bawah karna bosan dikamar. Dia mencoba menghidupkan TV, sayangnya tidak ada acara yang menarik perhatiannya.

Kara menuju dapur untuk mencari camilan, es krim atau mungkin sebatang coklat. Sayangnya kulkas dirumah ini hanya berisi buah dan susu.

"Endra kemana ya? Kok lama banget, mana gak ngabarin" monolog Kara

Tutt tutt tutt

"Nomor yang anda tuju sedang sibuk"

***📩
"Endra, Lo kemana?" -Kara
***

Pesan tersebut tak dibalas oleh Endra.

Endra keluar mencari makan untuk dirinya dan kara. Dia membeli beberapa makanan. Nasi goreng, seafood, martabak telur, kwetiau, sate ayam, kue bandung dan sosis bakar. Lengkap dengan minuman yang sudah tertata rapi di dalam mobilnya.

Endra membuka HPnya setelah lama membeli makan. Dia membuka pesan dari Kara

***📩
"Kenapa Ra?" -Endra

"Lu masih lama?" -Kara

"Takut di rumah sendiri?" -

***

Pesan Endra tak dibalas oleh Kara, dia khawatir terjadi apa-apa oleh Kara dan memilih untuk segera pulang.

Sesampainya dirumah, Endra masuk dengan kunci cadangan yang dia bawa. Dia melihat Kara sudah tertidur pulas dikamar mereka.

-(#)-

"Kara, bangun. Sholat subuh dulu Ra"

Kara tidak menjawab, dia menarik selimutnya dan nampak menggigil.

Best Of Name (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang