Chp 46. Tendangan Cinta

377 15 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

"Lo kenapa Ra?"

"Kenapa apanya Ndra?"

Malam ini, sepulangnya Kara dari dermaga dia diintrogasi oleh Endra

"Kenapa tadi main ke dermaga? Lo taukan lo lagi hamil. Perut lo udah segede itu dan lo masih main main ke tempat ga jelas. Lo gak mikirin baby yang diperut lo! Gak usah aneh-aneh deh! Dan lo disana juga ketemu Bima kan? Ngapain coba berdua-duaan sama Bima disana. Lo mau main belakang sama gue?! Oke kalo lo belum bisa sayang sama gue, tapi setidaknya hargai gue Ra! Gue ini suami lo, jaga perasaan gue Ra!"

Endra terus saja melempari Kara dengan banyaknya pertanyaan. Kara hanya terdiam disofa kamarnya,dia terlalu sibuk memakan coklat batang ditangannya.

"Ra, lo dengerin gue kan?"

Kara mengangguk dengan wajahnya yang seperti anak kecil yang diberi nasehat ayahnya.

"Kenapa gak jawab?"

"Lo ngomong mulu, gue gimana jawabnya. Hehe" jawab Kara tanpa merasa berdosa

"Ck! Ra"

Endra mendekati Kara disofa, mengambil coklat yang berada ditangan istrinya dan meletakkan coklat itu dimeja.

"Udah ya makan coklatnya"

Kara tersenyum kecut pada Endra yang diakhiri dengan tatapan sedih.

"Gue pernah baca, kalo orang hamil itu sensitif. Gue gak mau bikin lo sakit hati Ra, walaupun kelihatannya lo gak peduli sama semua omongan gue tadi. Tapi gue tau sebenernya lo udah paham semuanya, mungkin lo gak mau jawab sekarang Ra, tapi—"

"Hust, udah diem. Gue pusing dengernya" putus Kara

"Gue ke dermaga karna yaa kangen aja sama suasana dermaga. Dan Bima, gue yakin lo juga tau kalo dia selalu menghantui gue. Bima kemarin bilang kalo dia bakal pindah ke Berlin"

"Ke Berlin?"

"Yes, dia mau balik kesana sama orang tuanya."

"Alhamdulillah"

"Alhamdulillah?" beo Kara

"Yaa iya. Berarti dia udah move on dari istri gue"

"Dih, apaan sih. Udah ah gue mau tidur"

Kara meninggalkan Endra dan coklatnya menuju kasur yang akhirnya disusul oleh Endra. Mereka merebahkan dirinya masing-masing.

"Lo udah minum vitamin?"

"Vitamin? Gue kayaknya lupa deh Ndra"

"Ck! Gimana sih Ra, kasian Baby dong kalo kurang vitamin" gerutu Endra

"Babynya aja yang kasian, Mamanya enggak?" goda Endra

"Mamanya ma terserah, habisnya susah diatur"

"Ihhh Endra. Ya udah, gue gak mau minum vitaminnya"

Endra tertawa kecil melihat tingkah Kara yang lucu. Endra mengambil vitamin dan air mineral yang sudah tersedia diatas nakas

"Minum dulu, kasian baby" rayu Endra

"Gamau, biarin aja"

"Adek, lihat Mama kamu. Dia marah, cemburu gara-gara Papa lebih perhatian sama Kamu. Padahal kamunya aja belum lahir, gimana kalo besok lahir?" monolog Endra yang menatap perut Kara.

"Adek, Papa kamu emang resek. Besok kalo kamu udah lahir bantu Mama buat cubit Papa ya"

"Cubit sekarang aja, gak usah nunggu anak gue lahir" Endra terkekeh

Best Of Name (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang