Chp 17. CUM LAUDE!!

461 15 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

<~>

"Endraa cepetan bangun! Katanya lo mau sidang!"

Subuh-subuh tidur Endra diganggu oleh suara istrinya. Kara membangunkan Endra untuk sholat subuh, tidak biasanya seperti ini.

Biasanya Endra-lah yang membangunkan Kara.

"Emm?" Endra mencoba memfokuskan kedua matanya

"Ayo cepet bangun, sholat!"

"Hooaammm. Tumben bangun dulu?" Endra menguap

"Ck!! Gak udah banyak nanya cepetan. Gue tunggu!"

Endra bergegas mengambil wudhu dan sholat subuh berjamaah bersama istrinya. Selesai sholat Endra menidurkan dirinya kepada Kara yang masih terduduk.

"Kenapa Ndra?" tanya Kara sambil mengusap kepala suaminya.

"Lo doain gue gak sih kalo habis sholat gini?"

"Lo maunya gimana?"

"Guekan nanya, kok malah gantian nanya"

"Emm, guee... Hari ini gue doain lo supaya lancar sidang. Jadi lo gak usah lama-lama kuliah lagi"

"Emang kenapa kalo gue lama kuliah?"

"Lo gak ada waktu buat gue Ndra" Kara menyentil dahi Endra

"Aduh. Berarti sebelumnya lo gak pernah doain gue?"

Kara mengangkat bahunya.

"Udah ahh, mandi sana. Lo sidang jam berapa?"

"Santai aja masih nanti jam 10 pagi"

"Owh"

"Ra, gue mau ini boleh?"

Endra membalikkan badannya dan menunjuk perut Kara

"Mau apaan?"

"Iniii,"

"Ihh, lo mesum ya!! Gila lo. Habis sholat bukannya positif malah mesum!"

"Ehh, apaan sih. Gue cuma mau bilang gue mau makan. Dasar negatif mulu pikiran lo. Haha"

Tidak. Sebenarnya Endra ingin seorang anak yang lahir dari rahim Kara, istrinya. Tapi Endra tidak ingin menyampaikannya langsung.

Endra takut itu akan melukai hati Kara, apalagi jika Kara melahirkan anak atas paksaan, bukan itu yang Endra harapkan.

Selesai sholat, mereka membeli bubur ayam di depan komplek.

"Pak, bubur ayam 2 porsi ya. Yang 1 tanpa kedelai. Sama teh angetnya 2 ya."

"Baik mas. Tunggu dulu yaa"

Endra mengangguk dan menghampiri Kara yang sudah duduk duluan. Kara membuka HPnya melihat pesan dari Bundanya.

"Kenapa sayang?"

"Ini Bunda WA, katanya bang Faiz mau lamaran bulan depan"

"Alhamdulillah dong, kenapa lo malah keliatan bingung?"

"Ya gapapa, kaget aja. Abangkan gak pernah pacaran, tiba-tiba mau lamaran aja"

"Jangan su'udzon Ra."

"Iya iya. Kita harus dateng ya"

"Kapan acaranya?"

"Masih sebulan lagi sih, jadi kita masih bisa jalan-jalan dulu ke Semarang"

"Oke deh,"

Best Of Name (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang