Chp 54. Perlengkapan lahiran

247 10 0
                                    

こんにちは

幸せな読書

Selamat Membaca

Kara tersadar dari tidur dan pingsannya tepat pukul setengah 7 pagi.

Kara membuka mata dan menyeimbangkan cahaya yang masuk

"Sayang? Udah bangun?" sapa Endra yang masuk membawa susu hamil untuk Kara

"Em, iya" Kara mendudukan dirinya

"Minum susu ya. Mau sarapan apa?"

"Apa aja deh, makasih Ndra" Kara menerima susu tersebut dan meminumnya

"Bubur ayam? Atau ketoprak?"

"Apa aja,. Kita masih di rumah Bunda?"

"Iya Ra. Lo semalem pingsan di kamar mandi. Jadi kita nginep disini"

"Lah, ini susu dari mana?"

"Barusan gue beli di minimarket depan"

"Bunda gak masak?"

"Belum tau juga"

"Gue mau makan masakan Bunda aja deh."

"Mau Bunda masak apa?"

"Rendang" pinta Kara

"Emm, pagi-pagi gini?"

"Kenapa enggak"

"Gue bilang dulu ya sama Bunda"

Endra turun menuju ruang tamu, disana masih ada Bunda dan Ayah Kara.

"Bunda, maaf Endra mau ngerepotin Bunda boleh?"

"Kenapa Nak?" tanya Ayah Risky

"Ini ayah, Kara minta Bunda buat masakin rendang pagi ini"

"Kara udah sadar?" tanya Bunda Salma

"Udah Bunda"

"Alhamdulillah. Bunda masakin sekarang deh. Bilang sama Kara suruh tunggu ya"

"Endra bantu ya Bun"

"Serius kamu mau bantuin Bunda?"

"Iya Bun, sekalian belajar masak rendang. Hehe"

"Boleh, Ayo"

Endra dan Bunda Salma bergelut dengan alat-alat dapur sembari bercerita tentang hal random

"Kara itu kalo ada rendang bisa rebutan sama abangnya. Bunda jadi seneng karna masakan Bunda selalu habis"

"Em, habis ini Endra sama Kara yang rebutan nih Bun, haha"

"Kamu selama nikah sama Kara diceritain apa aja Nak?"

"Kara jarang cerita Bun. Paling cuma ngajak main-main aja"

"Kara itu gak pernah pacaran dari kecil. Cuma dia selalu bilang kalo punya sahabat laki-laki,tapi gak pernah dikenalin juga ke Bunda sama Ayah" cerita Bunda

"Sahabat laki-laki?"

"Iya. Dulu waktu kecil tapi. Terus Kara juga cerita kalo sahabatnya bakal nemenin dia selamanya. Yaa obrolan anak kecil"

"Kara pernah sebut namanya gak Bun?"

"Enggak pernah. Sahabatnya yang nyata ya paling cuma Aulia itu"

"Emm. Ini diapain lagi ya Bun?"

"Coba kamu incipi" pinta Bunda

Endra mengambil sendok dan mulai mencoba Rendang tersebut.

"Enak Bunda."

Best Of Name (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang