こんにちは
幸せな読書
Selamat Membaca
Dua hari berlalu. Endra tetap diam pada Kara. Tidak lagi menanyakan keinginan istrinya.
Dia pergi pagi dan pulang malam hanya untuk bekerja. Sesampainya dirumah langsung istirahat.
"Mahendra, gue mau bicara. Gue tau lo gak tidur" Kara mencoba menurunkan gengsinya
"Gue capek, besok aja"
"Mana bisa. Lo pergi pagi, pulang larut malem gini. Dan lo udah diemin gue 2 hari ini Ndra!" Kara kehilangan kesabaran.
Endra tidak berkutik. Dia tetap menutup mata, dan menyelimuti dirinya.
Kara heran dengan suaminya. Entah setan apa yang merasuki Endra sampai dia membisu. Melihat Endra yang tetap menutup mata, Kara mencoba untuk sabar.
Keesokan paginya, jam 7 pagi Endra sudah bersiap ke kantor.
"Endra, katanya mau bicara pagi? Lo mau sarapan dulu?"
"Gak, gue ada meeting jam 8. Gue buru-buru"
Endra meninggalkan Kara yang masih dikamar tanpa salam dan tanpa menoleh pada Kara sedikitpun.
"Ndra tunggu!" teriak Kara dari kamar tapi tak juga Endra menghentikan langkahnya.
Pagi ini Endra tak benar meeting. Endra perlu waktu sendiri untuk memikirkan kelanjutan rumah tangganya dengan remaja labil yang telah mengacak-acak perasaannya.
"Weh Ndra, pagi-pagi gini udah di coffeshop aja. Lagi ada masalah lo?" sapa salah satu teman Endra bernama Fahmi.
"Iya Mi, gue lagi ada masalah sama bini gue"
"Ya wajar aja sih pertengkaran dalam rumah tangga. Kalian cuma perlu saling melengkapi. Gue juga gitu sama bini gue. Dia suka ungkit-ungkit mantan gue yang hadir di pernikahan kita"
"Bini lo ungkit masa lalu? Terus tanggapan lo gimana?"
"Gue cuma bisa sabar, sabar dan sabar. Cewek emang gitu, susah ditebak."
"Lo pernah capek gak ngadepin bini lo?"
"Ya gue kalo capek kayak lo gini, pergi ngopi. Nanti pulang juga udah baikan"
Sayangnya itu tidak berlaku untuk Endra. Dia sudah tidak tau lagi harus bagaimana. Bahkan istri yang di sayangi selama setengah tahun ini tidak membalas rasa sayangnya secara langsung.
Jika ditanya perasaan, Endra lelah harus terus menerus mengalah dengan Kara.
-(#)-
Minggu pagi Endra tetap dingin pada Kara. Dia beralasan ingin main futsal dengan teman-teman SMAnya.
"Lo gak mau nemenin gue ke toko buku?" Rayu Kara
"Gak, gue udah ada janji. Lo pergi sama sopir aja," ketus Endra yang kemudian keluar dengan mobilnya
Kara mulai pasrah dengan keadaan rumah tangganya sekarang. Jam 10 pagi barulah Kara pergi ke toko buku.
Kara memilih pergi dengan taxi dari pada harus meminta sopir mengantarnya. Dia membiarkan pak sopir menjaga rumah dengan satpam.
Kara memilah milah novel terbitan baru, tidak sengaja dia bertemu dengan Nova.
"Hai, Askara? Lama gak ketemu ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Name (END)
General FictionPernikahan karna perjodohan. Antara 2 orang yang tidak saling mengenal. Askara, sosok perempuan yang belum selesai dengan masa lalunya. Dia harus menerima nasibnya untuk dijodohkan dengan pria pilihan orang tuanya. Endra, sosok pria yang sudah meman...