Sesuai ucapannya saat di kantin, pria itu sudah menunggu mika di depan gerbang SMA Flamboyan.
Banyak siswa-siswi keluar dari gerbang sekolah tetapi gara tak melihat tanda-tanda keberadaan mika.
Setelah hampir 30 menit lamanya gara menunggu, akhirnya yang ditunggu-tunggu pun datang.
"Hey... titisan upin-ipin" sapa gara yang masih duduk dimotor kepada cika dan mika.
Sedangkan yang disapa nampak menghiraukan si penyapa, seperti tidak mengetahui bahwa ada mahluk hidup tengah duduk diatas motor.
"Upin gue boleh pinjem Ipinnya nggak?" tanya gara kepada cika.
Cika tidak mengerti apa maksud dari ucapan gara, cika hanya bisa menoleh kepada mika sebagai isyarat bahwa dirinya tidak mengerti.
"Gu-gue duluan, kakak gue udah nunggu di depan sanaaa" pamit cika tiba-tiba, lalu meninggalkan mika dan gara begitu saja.
Mika hanya bisa menghela napas pasrah melihat kepergian cika.
"Sampai kapan gue disini?," tanya gara memastikan, sama seperti tadi mika tak menggubris ucapannya.
"Naik!" perintah gara nada bicaranya ditekankan.
"Maksa lo!" balas mika tak kalah sengit.
"Kali ini maksa," ucap gara "cepat naik!"
"Gue udah bilang gak mau!" tolak mika.
"Perlu gue naikin lu ke motor? Hah" ancam gara.
Dengan sangat terpaksa mika duduk dimotor gara, "Gue bisa naik sendiri."
"Nah gitu dong, nurut apa perkataan pacar." pungkas gara, setelah merasa mika sudah menduduki jok motornya ia melajukan si garang secara perlahan.
***
Di perjalanan pulang terasa hening diantara mereka berdua, hanya ada suara kendaraan saling bersautan dan berlalu lalang.
Ingin rasanya mulut gara berbicara.
"Miki cita-cita lo mau jadi apa?" tanya gara, suaranya hampir tenggelam dikeramaian lalulintas.
"Jangan sok-sokan nanya begitu, lo bukan dilan!" cerca mika.
Gara hanya bisa merutuki dirinya dalam batin, karena ia bukanlah tipe cowok yang jago dalam merangkai kata-kata menjadi kalimat gombalan.
***
"Langsung pulang!" Ucap mika "gue males debat." desak mika, ketika motor sudah berhenti didepan halaman rumahnya.
"Iya-iya... pacar gue perhatian banget sih" gemas gara, yang masih duduk di atas motonya.
Gara memutar balikkan si garang "jangan lupa kangenin gue," goda gara.
"Besok gue akan kesini lagi" ucap gara, lalu gara dibawa melaju oleh garang.
Tanpa menunggu gara menghilang dari pengelihatannya, mika segera bergegas masuk kedalam rumah.
Disepanjang langkahnya mika tak berhenti menyesali perbuatannya yang menjerumuskan dirinya menjadi pacar sang ketua geng terbesar di kota Bandung.
"ARGHH... GUE GAK KUAT, BISA GILA GUE" jerit mika frustasi, sambil membuka klop pintu.
Setelah pintu terbuka dengan emosinya mika membanting pintu itu, sampai menimbulkan suara yang amat kencang.
BRAK
"WOY BERISIK" proses sasya dari kamar belakang.
Mika berjalan ke kamarnya dengan gontai, sesampainya di kamar ia langsung melemparkan tasnya kesembarang tempat.
Menatap gambar pemain bola idolanya, di balik pintu kamar dengan tatapan menjengkelkan.
"Dasar garanjing," umpat mika, tangannya sudah tergempal erat dibawah sana.
Setelah unek-uneknya sudah terbang bebas bersama udara sore ini, ia menjatuhkan tubuhnya yang masih memakai seragam sekolah dikasur.
Menatap langit-langit kamar dan perlahan menutup kelopak matanya. Hari ini memang cukup melelahkan dibanding dengan hari Kamis.
Melelahkan dibandingkan dengan soal matematika dan sejarah, ini lebih melelahkan.
Bersyukurlah besok adalah hari weekend jadi gara tak bisa mengganggunya lagi.
Semoga kebahagiaan berpihak kepada mika dihari Minggu.
Semoga suka 🤍
Garang itu motornya gara yah😭Kepanjangan garang itu GARA GANTENG. memang rada gak jelas ini si gara.
Votemen okay guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
SALENDRA
Teen Fiction"𝐌𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐮𝐞 𝐜𝐢𝐮𝐦?" 𝐀𝐥𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚. Kata orang cowok geng motor itu keren, katanya badboy itu ganteng... tapi ucapan itu tak berlaku bagi seorang Algara salendra ketua dari geng Dangersky. Mempunyai wajah y...