𝟏𝟖 - 𝑼𝒏𝒌𝒏𝒐𝒘𝒏

110 12 0
                                    

Drrrrtttt

Drrrrtttt

Drrrrtttt

Sudah tiga kali handphone mika berdering namun sang pemilik sama sekali tak mempedulikannya, bahkan niat untuk menerima panggilan itu saja tidak ada.

"Bodo amat! Mau lo telpon sampai 3 kali bahkan 20 kali juga gue gak peduli!!" ucap mika pada ponselnya yang menampilkan panggilan dari nomor yang tak dikenal.

Drrrrtttt

"WOY ANGKAT TELPON LO!" protes sasya dari luar kamar.

"Meles."

Drrrrtttt

"Gue yang angkat atau lo?" Ancam sasya, yang kini sudah diambang pintu menatap tajam mika yang tengah berbaring.

"Lo aja yang angkat" sahut mika dengan tenang.

Sasya meraih handphone mika yang sedari tadi berdering di atas kasur tak jauh dengan tubuh mika dan mendekatkan handphone ke telinga kanannya.

"Lama banget angkat telponnya" ucap pria dari sebrang sana.

"Orangnya gak mau terima panggilan lo" balas sasya.

Mika hanya bisa menonton sasya yang sedang berinteraksi lewat telepon dengan pacarnya, sambil menahan tawa.

"Kak sasya"

"Tadikan gue udah bilang mika gak mau terima telpon dari lo" ucap sasya tegas.

"Kasih hpnya ke mika, gue mau ngomong"

Sasya menyerahkan hp itu kepada sang pemiliknya.

"Hallo?" Sapa gara dari sebrang sana.

"Hm"

"Save nomor gue"

"Males" balas mika enteng.

"Kalau lo gak mau gapapa. Sekarang lo tidur, besok sekolah jangan telat lagi nanti gue yang kena marah Bu Ningsih,"

Sedangkan baik mika atau gara belum menutup telponnya.

"Miki?" Suara berat dari posnel mika terdengar kembali.

"Hm"

"Good nigh-" ucapan selamat malam dari sebrang sana terputus karena mika menutup telpon dengan sepihak.

Tidak disadari sasya sedari tadi sedang mendengarkan percakapan mika dengan gara di telpon.

"Kalian pacaran?" Tanya sasya tiba-tiba.

Mika menaruh handphonenya asal, tatapannya tertuju kepada sasya yang sedari tadi menyimak percakapan dirinya dengan gara.

"Gaklah, sejak kapan gue mau punya pacar?" akunya.

"Udahlah mika jangan kebanyakan ngelak, gue tahu hubungan lo sama gara," ucap sasya

"Lagian yah gara itu ganteng, lo harusnya bangga dong punya pacar modelan gara" tambah sasya.

"Seganteng gantengnya gara, seperfect perfect gara kalau gue gak suka tetep dimata gue dia biasa aja" papar mika.

"Gue tau kalian pacaran" ucap sasya tangannya sembari mengacak-acak rambut mika.

"Apaan sih keluar sana," risih mika.

Sasya berjalan keluar dari kamar mika, "tutup pintunya" ucap mika.

Sasya menghiraukan ucapan mika dan pergi begitu saja tanpa menutup pintu kamar mika.

***

+62xxx

Yesterday

Good night

Today

Good morning

"Siapa tuh?" Tanya cika penasaran.

Sadar cika melihat layar handphonenya mika langsung menutup aplikasi chatting, dan menaruh handphonenya kembali.

"Gak tau nomor nyasar dari malem chat gue mulu" sahut mika bohong.

"Astaga alasan lo kayak bapak-bapak ketahuan selingkuh tau gak," tawa cika.

"Anyway kenapa gak lo save?" Tanya cika kembali.

"Apaanya?"

"Nomor gara, gue tau itu gara" jawab cika.

"Gak minat," jawab mika "pulang sekolah gue main ke rumah lo" ucap mika.

"Buat apa?"

"Lo nanya buat apa? Gue mau main gak boleh?"

"Boleh tapi lo jangan ngerepotin!" Jawab cika penuh tekanan.

"Sejak kapan gue suka ngerepotin?"

"Sejak gue kenal lo" jujur cika.

***

"Sampai jam berapa lo mau tetep tiduran dikasur gue?"

"Sampai sisa hidup ini habis" balas mika dramatis.

Sesuai perkataannya siang tadi di sekolah, mika saat ini tengah berbaring di rumah cika tepatnya dikasur cika yang lembut dan empuk bak roti awan.

Sedangkan si tuan rumah sedang bergelut dengan kumpulan buku-buku tebal di meja belajarnya.

"Pulang gih mau jam 5 bentar lagi Maghrib, nanti kak sasya nyariin lo"

Mika bangun dari tidurnya dan duduk dibibir ranjang "lo ngusir gue?"

"Bukan ngusir tapi nyuruh pulang" jawab cika.

Melihat benda yang melingkar dipergelangan tangannya, benar juga perkataan cika sebentar lagi magrib kasihan juga sasya di rumah sendirian.

Kalau terjadi sesuatu diluar nalar saat sasya sendirian di rumah gimana? Pikir mika dalam hati.

"Gue pesen ojol dul-"

Drrrrtttt- dering panggilan +62xxx

Baru saja mika ingin memesan ojek online tapi number unknown tertera lagi di benda pipih itu.

"Ck ... Mau apa sih ini orang," gerutu mika, Niatnya ingin mereject panggilan dari gara tapi jari lentiknya berkata lain.

Jarinya tak sengaja menekan tombol hijau dengan terpaksa ia menerima panggilan dari gara.

"Bego pake kepencet segala" umpat mika.

"Kata kak sasya lo belum pulang, sekarang lo ada dimana? Kak sasya panik nyariin lo" suara beruntut dari sebrang sana.

"Ck ... Satu-satu nanyanya" sahut mika.

"Jadi lo lagi dimana?" Tanya gara kembali.

"Di rumah cika"

"Lo tunggu disana, gue jemput" ucap gara lalu telpon terpurus karena gara langsung mematikan panggilan.

Mika membuang handphone berlogo apel tergigit dikasur dengan gusar.

"Kenapa?" Tanya cika heran dengan mika setelah mengangkat telpon.

Mika mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, "Gara mau jemput gue"

"Bagus dong, lo gak usah bayar ojol jadinya" sahut cika enteng.

"Lo gak ngerti cik" lirih mika dengan muka kusutnya.

Cika berdiri dari duduknya dan menghampiri sahabatnya, "Sekarang lo tunggu gara di teras," ucap cika, tangannya merapihkan rambut mika yang sempat acak-acakan karena ulah mika sendiri.

"Rambut lo jangan acak-acakan, apa kata pacar lo kalau punya pacar dekil kayak gini" ucap cika.

"Gue pamit dadah ciki...." Pamit mika tangannya ia lambaykan pada udara kamar cika.

Pintu tertutup, cika melanjutkan aktivitas belajarnya kembali "Akhirnya lo pulang juga" ucap cika lega.


Semoga suka 🤍

Salam,

Alen

SALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang