𝟐𝟏 - 𝑪𝒓𝒚𝒊𝒏𝒈

141 12 1
                                    

Sroottt-

"Ingus lo ...." Pekik gara sambil melihat cairan kental yang berada di sweaternya, pasalnya mika mengusut ingusnya di sweater yang gara pakai saat ini.

"Thanks untuk perkataan lo tadi" ucap mika.

"Udah gak sedih?" Tanya gara.

"Masihhh! Lo gak lihat mata gue ngeluarin air terus! Hah?" Tegas mika, sambil menarik kembali ingus yang ingin keluar dari hidungnya.

"Lo gak mau pulang? atauuu mau nginep di rumah gue" tanya gara.

Pacar lagi nangis malah disuruh balik, pacar macam apa ini?

"Gue belum siap pulang" ucap mika suaranya agak sedikit serak.

"Gak baik cewek tinggal di rumah cowok," gara bergegas berdiri duduknya "sekarang kita pulang"

***
"Pakai" gara menyodorkan sweaternya kepada mika.

Mereka berdua sudah berada didepan gerasi rumah gara, rencananya gara akan mengantarkan mika pulang.

Sadar udara Jakarta malam ini dingin, ia memberikan sweater hitamnya kepada mika dan sekarang gara hanya memakai baju putih lengan pendek.

"Gak butuh" balas mika acuh.

Tanpa persetujuan dari mika gara langsung memakaikan sweater dipunggung mika.

"Gue bisa pake sandiri" risih mika.

Gara mulai menyalakan mesin motornya "naik"

Mika langsung menaiki motor gara, "udah?" Tanya gara mastikan mika sudah duduk dibelakangnya.

"udah" balas mika.

Motor mulai melaju pelan, menelusuri jalanan jakarta.

Padatnya jalanan Jakarta membuat para  kendaraan saling bersautan dikanan kiri dua insan itu.

***

"Jangan nangis. Lo tambah jelek kalau nangis" ucap gara yang masih diatas motor.

Mika memdengus sebal "pergi lo." Ucap mika dengan muka juteknya.

"Nah gitu dong ini baru miki si galak pacarnya abang gara yang gantengnya terlalu kalem"

Tangan mika bersiap memberi hajaran kepada pria dihadapannya itu.

Bugh

"Arghhh ... Galak banget pacar gue," ringis gara memegangi pundaknya yang terkena bogeman dari mika.

"Oke gue pulang" tangannya mengaitkan helm dikepalanya.

"Sana pulang!" Usir mika ngotot.

"Btw sweater gue mau dipakai aja nih sampe tidur?" Manik hitam gara tertuju pada sweater yang membungkus setengah tubuh mika.

Mika dengan cepat melepas sweater yang masih melekat ditubuhnya "thanks." Mika menghempas sweater kepada gara dengan kasar.

Tangan gara langsung menangkapnya dengan cekatan "masuk ke rumah terus ke kamar buka jendela kamar. Lo bisa liat gue dari atas kamar lo" ucap gara.

"Dih gak ada kerjaan banget" ucap mika perlahan tubuhnya menjauh dari motor dan gara.

***

Keadaan rumah yang sepi, tak ada satu orangpun yang menunggu kehadiran mika di rumah ini.

Biasanya setiap mika pulang larut malam sang papa sudah siap untuk berpidato diambang pintu. Tapi tidak terjadi pada malam ini.

Sungguh ia merindukan bait pidato dari papanya dan omelan jahanam dari sang mama.

Mika membuka pintu kamarnya, menyangkutkan tasnya pada cantolan dibalik pintu.

Melirik jendela kamar yang belum ditutup dengan gordeng "tuh orang masih diluarkah?" Gurau mika.

Kakinya melangkah mendekati jendela kaca, tangan mika mulai membuka kalitan jendela.

Terlihat dari atas kamar masih ada pria yang ia kenal diluar sana, yang menatap balik dirinya.

"PACARRRR ... BERHENTI NANGISNYA," teriak gara dari bawah sana.

Gara melambaikan kedua tangannya pada udara "ADA GUE DISINIIII" ucap gara kembali.

Mika berdecak kesal karena suara teriakan gara dimalam hari, untung saja gara tak menyebutkan namanya.

Segera mika mengambil kanvas berukuran besar dan spidol dimejanya. dan menulis kalimat BALIK SANA!!!.

Menambah gila jika mika membalas ucapan gara dengan teriakan juga.

Dengan tergesa-gesa mika memperlihatkan kanvas itu ke luar jendela, berharap gara membacanya dan menuruti perintahnya.

"Gue pulang" pamit gara.

Perlahan motor melaju sampai tidak terlihat dipengelihatan mika.

Tangan mika kembali menutup jendela dan menutup gordeng, syukurlah gara menuruti perintahnya untuk segera pulang dan tidak teriak didepan rumahnya lagi.

"Huh" desah mika, tubuhnya ia jatuhkan diatas kasur.

Menyalakan handphone yang sedari tadi berada di saku celananya tepatnya dicelana vivi.

Melihat room chat, banyak chat masuk dari sasya dan juga mamanya.

EMAK TIRI

3 pesan belum dibaca


Miki maaf sebelumnya mama gak ngasih tahu kamu tentang keadaan papa, semua itu mama lakuin demi kelancaran pembelajaran kamu di sekolah.

Keadaan papa sekarang sudah stabil, mungkin beberapa Minggu lagi papa dan mama akan pulang ke Indonesia dan menjalani berobat jalan.

Belajar yang tekun, jangan jahilin kak sasya.
Mama dan papa sayang miki.

Setelah membaca pesan dari mamanya mika tak langsung membalasnya, jarinya beralih pada nomor Unknow yang sejak kemarin lusa masih berada di room chatnya.

"Apa gue save?," Guman mika, jarinya menekan keyboard huruf A.

"Oke ... Tak usah panjang-panjang cukup satu huruf saja."  Jari mika menekan save.

Tak salah jika mika memberi nama kontak gara A karena huruf itu adalah awalan dari nama gara yaitu Algara.












Makasih sudah membaca salendra sejauh ini, aku harap kalian vote jangan ragu untuk kasih saran dan kritik karena itu membantu banget buat akuuu.

Salam,

Alen

SALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang