𝟏𝟏- 𝑳𝒊𝒕𝒕𝒍𝒆 𝒉𝒖𝒎𝒂𝒏

186 11 3
                                    

Selama pelajaran fisika berlangsung, Pak karyo tak berhentinya meroasthing gara apa lagi setelah tahu berita tauran dengan geng SMA sebelah, seolah itu dijadikan bahan ejekan hot Pak karyo Minggu ini untuk gara and the geng.

Gara sih biasa saja kadang ia membalas ucapan Pak Karyo dengan candaan.

"Ini dia ketuanya," seru pak karyo disambung oleh tawa para murid, tangannya mengarah kepada gara.

"Nama gengnya apa anak-anak?" tanya pak karyo, seolah ingin mengejek gara and the geng.

"DANGERSKY" jawab murid IPA 5 serempak.

"Dangersky-dangersky apaan langit bahaya, geledek, petir, halilintar" cerca pak karyo, kumisnya mengembang bak duta sampo.

"Bahaya dong Pak, gak liat ketuanya seganteng ini" balas gara penuh percaya diri, tangannya menunjuk dirinya sendiri.

"WOUU"

"EMANG BENER GANTENG"

"WAA WOO"

begitulah seruan seisi kelas, ada yang membela gara dan sebagian siswa ada yang mencibir gara.

"Sudah-sudah berhenti," pungkas pak karyo seketika suara-suara itu berhenti, "gara, istirahat saya tunggu kamu di ruang laboratorium" gara hanya membalas dengan anggukan.

***

Istirahat tiba, mika tak langsung ke kantin ia memutuskan untuk pergi ke lorong belakang sendiri karena cika sedang rapat mengurus olimpiade.

Begitulah serba serbi mempunyai teman yang aktif dalam kegiatan sekolah, mau tak mau jika cika sedang rapat, mika sendirian.

Saat mika menuju ke lorong, ia melihat dua anak kecil perempuan entahlah mika tidak mengetahui mengapa di SMA ada anak kecil yang usianya kisaran 8 tahun, mungkin mereka anak guru.

Karakteristiknya, satu berambut lurus dan satu berambut ikal tengah memegang kertas HVS yang berisi coretan-coretan abstrak.

Mika duduk menghampiri dua anak kecil itu, mika ingin melihat lebih jelas gambar yang tengah dipegang anak kecil berambut ikal.

Anak itu malu-malu dan menutup kertas menggunakan tangannya, "Jangan ditutup nanti kertasnya lecek" ujar mika.

"Jangan lihat-lihat" imbau anak berambut ikal, ia semakin menutup erat kertas itu.

"Tau sono pergi" usir anak berambut lurus.

"Kalian suka menggambar?" Tanya mika.

Dua anak perempuan itu mengangguk pelan, "Suka tapi gak bagus" sahut anak berambut lurus.

"Aku jago menggambar loh" ujar mika dengan muka seringai.

Dua anak itu mengeluarkan ekspresi tidak percaya, "Emang kakak pernah ikut lomba menggambar?"

Mika menggeleng pelan, "Nggak tapi pas SMP ikut eskul kesenian,"

"Mau aku gambarin?" tawar mika.

Anak itu terlihat antusias saat mika menawarkannya, "Boleh, nanti aku nilai karya kakak." balas anak berambut lurus.

Mika memikirkan objek apa yang akan ia gambar, "Aku gambar kamu aja?!" seru mika tertuju kepada anak berambut ikal.

"Gak mau, nanti jelek muka aku" cemooh si ikal.

"Iya udah aku gambar bunga aja" pungkas mika.

Mika mulai menggambar setangkai bunga matahari dengan bermodalkan pensil dan kertas HVS yang diberikan oleh anak berambut ikal.

"Pertama kita buat bulet besar" belum selesai mika menjelaskan tapi ucapannya disela oleh anak berambut lurus.

"Kalau enji buletnya kecil" sela anak berambut lurus, jari mungilnya menunjukkan hasil gambar dari anak berambut ikal sebut saja enji.

"Kecil atau besar juga boleh," balas mika "terus abis gambar bulet kita gambar kelopaknya" tangan mika bergerak dengan lincah dikertas.

"Aku juga tau" cetus Enji.

"Kalian kelas berapa?" tanya mika, ia penasaran dengan dua anak itu tingginya seperti masih TK tapi cara mereka berbicara sudah seperti bocah kelas 6 SD.

"Kita masih TK" jawab mereka bersama.

"Aku kira kelas 6 SD"

"TK aja belum lulus" sergah Enji.

Drrrrtttt-

Handphone mika berdering menampilkan nama cika dibenda pipih itu, jari mika segera menekan tombol hijau.

"......"

"Gue di lorong belakang"

"...."

"Sini aja langsung ke kantin" balas mika, lalu mematikan panggilannya.

Mika melanjutkan pekerjaannya yang sebentar lagi hampir selesai.

"Enak ya jadi orang dewasa" celetuk anak berambut lurus.

"Iya udah punya hp sendiri" timpal enji.

Kalimat itu pernah mika ucapkan saat usianya masih kanak-kanak, "Jadi dewasa itu gak selalu enak" ungkap mika.

"Gak enak kenapa? Bukannya kalau sudah dewasa bisa bebas" cecar anak berambut lurus.

"Nanti kalian akan tahu Jawabannya setelah kalian sudah dewasa"

"Ini gambarnya, kakak pergi ya temen kakak udah nunggu." pamit mika, ia menyerahkan kertas putih bergambar bunga matahari berwarna arsilan hitam putih kepada Enji.


















SEMOGA SUKA🤍

SALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang