Sebuah motor Harley Davidson berhenti didepan pagar rumah cika tepatnya didepan mika saat ini.
"Naik" ucap gara tanpa basa-basi, tampilannya sama seperti mika, masih menggunakan seragam putih abu-abu.
Entahlah mengapa pria itu masih menggunakan seragam sekolah, yang pasti bukan eskul atau les tambahan.
Mungkin gara habis selesai tauran dengan SMA sebelah dan ia sengaja menggunakan seragam sekolah, katanya sih biar keren sama sambil promosiin SMA Flamboyan juga.
Mika duduk dimotor gara untuk yang kesekian kalinya, dan untuk kesekian kalinya juga gara menjadi tukang ojek pribadi mika.
"Darimana lo tau alamat rumah cika?" Tanya mika di tengah ramainya perjalanan pulang.
"Ada" jawab gara singkat.
Gara yang bisanya selalu mengoceh diperjalanan namun sekarang menjawab pertanyaannya saja singkat, pendek, dan cuek. Ini bukan gara yang kemarin-kemarin.
"Sok cuek" batin mika, pasangannya jatuh pada helm hitam berlogo halilintar yang melingkar dikepala gara.
***
Gara membuka ikatan helmnya sedangkan mika sudah turun dari si garang.
"Ayo" ucap gara, tayangannya langsung menarik pergelangan tangan mika untuk segera memasuki ruang tamu.
Mika Tak bisa menyamakan langkahnya dengan gara, pria itu berjalan begitu cepat.
Mereka sudah memasuki ruang tamu, di ruang tamu sudah ada sasya dan tante lilis-mama sasya dengan wajah khawatir.
Mika melihat tangan gara yang masih melingkar di pergelangannya
"Lepas" ucap mika, gara langsung menuruti ucapan mika untuk melepas tangannya dari tangan mika.
Pandangan mika beralih kepada tante lilis "tante kok kesini? kenapa gak bilang ke miki, tau tante dari tadi disini miki pulang" ucap mika.
"Mika" ucap lilis, menghampiri mika yang mematung dipinggir gara.
Gara beranjak untuk keluar dari rumah mika, ia merasa ini adalah persoalan keluarga sebaiknya ia tak ada didalam karena itu privasi mereka.
"Kenapa Tan? kok muka kalian jelek banget ya" ucap mika.
Lilis menepuk pelan pundak mika "duduk dulu, tante mau kasih kabar tentang papa kamu" tutur lilis sembari menuntun mika untuk duduk disampingnya.
"Papa sama mama mau pulang ke Indonesia Tan?" Tanya mika antusias.
Lilis menggeleng pelan "bukan"
"Terus kabar apa?" Tanya mika, pandangannya melihat sasya dan lilis bergantian.
"Papa kamu sakit jantung" ucap lilis.
Deg
"Gak mungkin!" bantah mika, binar mata yang antusia itu kini sudah berkaca-kaca "Pasti tante bohong kan?"
"Itu benar mika, nyokap bokap lo ke Singapore bukan kerja tapi berobat" selang sasya.
"Kenapa mama gak kasih tau langsung ke aku?" Tanya mika.
"Mika tenang jangan emosi" ucap lilis tangannya mengelus-elus punggung mika seraya menenangkan.
"Karena tante laras mau lo fokus sekolah" jawab sasya jujur.
setetes air bening pun jatuh mengenai pipinya, tak ingin menangis dihadapan sasya dan lilis lantas mika memilih untuk pergi dari rumahnya.
"Miki" sapa gara, menyadarkan mika.
Mika langsung menghapus air matanya ketika melihat gara, ia tak tahu sejak kapan gara berdiri di teras rumahnya.
"G-gara...." lirihnya mendongak menatap gara yang melihatnya dengan tatapan iba.
"Hm ... Its okay gue ngerti" sahut gara.
"Bawa gue kemanapun" ucap mika.
***
Awan sudah mengeluarkan senjanya, perlahan surya mulai tenggelam dilangit biru ini.
Memeluk punggung gara dari belakang, entahlah apa yang mika lakukan saat ini hingga dirinya menangis diseragam gara saat ini.
Semua itu ada diluar kendalinya.
"Mau kemana?" Tanya gara yang masih fokus mengendarai motor.
"Gue pengin ketemu papa" ucap mika.
"Gue gak tau papa lo dimana" jujur gara, tak lama ia mendapatkan serangan dari belakang.
Bugh
"Rasain suruh siapa nyebelin" ucap mika, setelah ia memukul punggung gara.
Gara memutuskan untuk membawa mika ke rumahnya
Perlahan motor gara berhenti disebuah bangunan bak instana Disney, gara mematikan mesin motornya.
Mungkin keputusan gara untuk membawa mika kerumahnya adalah keputusan yang tepat dikarenakan sebentar lagi Maghrib buktinya awan-awan sudah menenggelamkan fajarnya.
"Turun" ucap gara.
"Ini rumah lo?" Tanya mika yang masih takjub dengan kemegahan rumah gara.
"Bukan, ini rumah bokap nyokap gue"
"Lo yakin bawa gue kesini?"
"Hm ... Bentar lagi Maghrib gak baik kalau diluar," jawab gara "masuk" printah gara.
"G-gue malu"
Senyuman terukir di bibir gara "di rumah cuma ada adik gue" tangan gara menarik tangan mika mempersilahkan pacarnya untuk masuk kedalam rumahnya.
Pertama kali mika menginjakkan kaki di rumah gara, sudah di sambut oleh seekor kucing.
"Meong ... Meong ...." sapa keti kepada gara.
Tangan gara langsung mengangkat keti "keti kenalin ini namanya miki," ucap gara mendekatkan keti kearah mika.
"Yang sering gue ceritain ke lo" bisik gara mungkin yang mendengar kalimat itu hanya keti, seharusnya.
Tangan mika mengelus kepala keti pelan "Hai keti gue mika" sapa mika, sedikit merasa aneh dengan nama kucing berwarna abu-abu itu.
"Meong ...." Sahut keti.
"WAH ... LO NYULIK ANAK SIAPA BANG?"
Salam,
Alen
KAMU SEDANG MEMBACA
SALENDRA
Ficção Adolescente"𝐌𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐠𝐮𝐞 𝐜𝐢𝐮𝐦?" 𝐀𝐥𝐠𝐚𝐫𝐚 𝐒𝐚𝐥𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚. Kata orang cowok geng motor itu keren, katanya badboy itu ganteng... tapi ucapan itu tak berlaku bagi seorang Algara salendra ketua dari geng Dangersky. Mempunyai wajah y...