𝟏𝟓. 𝑾𝒆𝒆𝒌𝒆𝒏𝒅

128 10 0
                                    

Sang surya sudah terbit di ufuk timur, cahayanya sudah menerjang gordeng kamar mika tetapi sang puan belum juga membuka matanya.

Sedangkan di ruang tamu sana, sudah ada sasya dengan penampilan elegannya khusus dihari weekend ini.

Sambil mengscroll-scroll benda pipih yang digenggamnya, netra sasya hanya fokus pada benda canggih itu.

Tok-tok-tok

Kedua mata sasya beralih pada sumber suara, yaitu pintu.

"Siapa ya?" Tanya sasya sendiri "perasaan gue gak mesen paket deh"

Sasya beranjak dari posisi duduknya, ia memutuskan untuk melihat siapa yang mengetuk pintu.

Jari-jari lentiknya mulai membuka klop pintu.

Pintu sudah terbuka setengah, menampilkan sesosok pria bertubuh lebih tinggi darinya. tentu sasya tidak mengenal pria dihadapannya itu.

"Waw, rumah Tante Laras kedatangan cogan blasteran" ucap batin sasya, terpukau dengan ketampanan diatas rata-rata seorang gara.

"Siapa ya?" Tanya sasya lembut.

"Gara," jawab gara "mikanya ada tante?" Tanya gara, sebenarnya hatinya agak bingung ingin memanggil perempuan dihadapannya ini dengan panggilan apa.

"Panggil gue kak sasya," balas sasya tak terima jika gara memanggilnya dengan sebutan tante, "gue gak setua itu dipanggil tante sama bocah SMA" sambung sasya.

Untung saja cowok dihadapannya ini ganteng, kalau tidak ia akan menjadikan gara tumbal keduanya setelah mika.

"Kak sasya, mikanya ada?" Tanya gara kembali.

"Duduk dulu," ucap sasya, ia mempersilahkan gara masuk kedalam ruang tamu.

Gara duduk disofa yang tadi sasya duduki, matanya terarah pada suatu bingkai terletak dimeja yang membuatnya terkekeh kecil.

Foto mika kecil yang memakai bando kupu-kupu dirambut botaknya.

"MIKA," teriak sasya, gara hampir terperanjat karena suara toa sasya.

"MIKAAA,"

"MIKAAA BANGUN" teriak sasya sekali lagi.

Sudah 3 kali panggilan toa barulah mika menampakan dirinya di ruang tamu.

Dengan muka kucel khas bangun tidur, masih berbaur dengan piyama bulan sabit tak lupa rambut hasil potongan sasya malam kemarin. Menambah kesan lusuh untuk mika.

"Bisa gak sih lo gak ganggu tidur gue?" Omel mika, tangannya sambil mengucek mata kantuknya.

Gara beralih pada suara wanita yang ia kenal. cukup kaget, bukan karena melihat penampilan mika yang baru bangun dari tidur tapi seperti ada yang beda dari rambutnya.

"Ada yang cari lo" tuju sasya pada gara yang tengah duduk.

Sadar gara menatapnya dengan tatapan tak tertebak. Mika langsung menutup dahinya, letak dimana poni gagalnya itu.

"Mau apa lo ke rumah gue?" Tanya mika.

"Sutt ... gak sopan," bukan gara yang menjawab tapi sasya lah yang menjawab.

"Sekarang lo mandi, tuh liur udah sampe dagu" tambah sasya.

Sasya benar-benar membuat nama mika tercemar dimata musuhnya pagi ini.

Benar juga perkataan sasya buktinya pipi kanan mika basah, mika membalikkan badannya untuk beranjak ke kamar mandi.

Ternyata ucapan gara kemarin benar, gara tak berbohong dirinya akan mengunjungi mika di rumah.

***

Sementara itu di ruang tamu, gara tak berhentinya merayu sasya, agar memberikan nomor handphone mika.

"Gue boleh minta tolong?" Tanya gara, membuka suara.

Sasya menoleh kearah gara, "Oh iya, gue lupa bikin minum buat lo,"

"Mau minum apa? Kopi, colla, atau Air putih?" Tanya sasya.

Gara bergeleng pelan, "Gak perlu,"

"Gue cuma minta nomor mika, pasti lo punya kan." ucap gara.

"Kenapa gak langsung ke orangnya?" balas sasya.

"Coba pikir sendiri." ucap gara seolah-olah ia ingin mengatakan bahwa mika tak akan memberi nomornya begitu saja.

"Gue kasih tapi ada syaratnya!" Ucap sasya.

"Syarat?"

"Syaratnya, kita selfie berdua," ungkap sasya.

Gara diam ditempatnya, sebenarnya selfie dengan perempuan bukan hal yang sulit baginya.

"Keberatan? Oke kalau lo keberatan, gue gak akan kasih nomor mika." ancam sasya.

"Deal! Gue setuju dengan syarat itu"

Tangan sasya langsung mengangkat camera handphonenya, jari tangan kirinya digunakan untuk bergaya berbentuk V.

Gara hanya tersenyum singkat pada camera, saat jari jempol sasya menekan tombol Jepret.

Cekrek

Cekrek

Dua foto selfie sudah berada digaleri handphone sasya, wanita rambut blonde itu melihat hasil selfienya dengan tatapan puas.

Rencananya sasya akan memasukan foto ini ke instastorynya.

"Akhirnya gue bisa foto bareng cogan," ucap batin sasya, "si Dhika mah lewat kegantengannya"

"Ehem...." Dehem mika.

Kedua manusia yang tengah duduk disofa seketika pandangannya beralih kepada wanita berhoodie hitam dengan kupluk dikepalanya, yang sudah berdiri di ruang tamu ini.

"Terimakasih kak atas kerjasamanya" ucap gara.

"Tentu sama-sama," balas sasya "eh ... Have fun yah healingnya!" Seru sasya, lalu perempuan berusia 24 tahun itu pergi meninggalkan mika dan gara di ruang tamu.

Mika masih mencerna omongan sasya dengan gara, sebenarnya apa yang dimaksud gara dari kata kerjasama. "Kerjasama?" Batin mika.
Semoga saja tidak berdampak buruk pada diri mika.

"Apa tujuan Lo ke rumah gue?" Tanya mika.

"Abisin waktu weekend bareng pacar" jawab gara tenang, perutnya langsung terkena serangan dari tangan mika.

"Arghhh." ringis gara, tangan kanannya memegangi perutnya yang merasa sakit karena pukulan dari mika.

"Gue udah bilangkan, kalau gue itu bukan pacar lo!" Tegas mika.

"Tapi gue pacar lo!" ujar gara.

"Lo bukan pacar gue ingat itu!"

"Lo pacar gue sejak hari Rabu," balas gara tak mau kalah "kita sudah pacaran 4 hari, ingat itu!"

"Pergi dari rumah gue!" Usir mika, ia tak mau hanya karena keberadaan gara, weekend Minggu ini jadi berantakan.

"Ngusir?"

"Iya gue usir lo!"

Sudut bibir kiri gara terangkat, "Gue akan pergi tapi lo harus ikut gue"

"Gak." Tolak mika.

"KALIAN BERISIK," Jerit wanita dari ujung ruang tamu, siapa lagi kalau bukan sasya orangnya.

"Kalau mau jalan yah sono, jangan ribut kayak tetangga sebelah!" Tambah sasya.

Sasya menghampiri dua manusia yang tengah beradu mulut, tanpa aba-aba sasya mendorong pasangan itu untuk keluar dari pintu rumah.

Setelah merasa mika dan gara sudah berada di luar pintu, tangan sasya dengan cepat menutup pintu lalu menguncinya.

"THANKS KAK!" Seru gara dari balik pintu.

Kedua tangan mika sudah tergempal erat dibawah sana, "Ini semua gara-gara lo!"

"Ayo kita jalan"








Terimakasih semoga suka 🤍

SALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang