𝟎.𝟖 𝑻𝒂𝒘𝒖𝒓𝒂𝒏

210 24 2
                                    

Pulang sekolah mika tetap pergi ke cafe walaupun dafa tidak berkerja di cafe itu lagi, tak seperti biasanya suasana cafe sepi entahlah mika juga tidak tahu.

tentang cika, mika sudah menjelaskan dari dirinya telambat sekolah, gara yang membuat taruhan dan berakhir menjadi pacar gara.

Mika duduk di bangku dekat dengan kaca, orang yang lewat pun bisa melihatnya dari luar.

Menatap cokelat pemberian dari sang pacar dengan tatapan jengkel, rencananya ia akan memberikan cokelat ini kepada anak tukang batagor di kompleknya.

Sudah 60 menit ia habiskan di cafe, buang-buang waktu bukan? Mengapa mika tidak langsung pulang ke rumah? Itu karena mika selalu merasa kesepian berada di rumah. Orang tuanya masih lengkap tapi sayang mika tidak punya adik atau kakak, itu membuat mika selalu merasa sendiri.

Bukannya enak jadi anak semata wayang?

Bruk

Prang

Selang beberapa menit terdengar suara kekacauan dan suara benda-benda terjatuh dari luar cafe, para karyawan cafe mulai panik dengan yang terjadi diluar, mereka memutuskan untuk menutup cafenya.

Mika yang merasa dirinya terusik dengan suara kekacauan itu ia mencoba melihat dari kaca, apa yang terjadi diluar.

Netranya melihat sekumpulan pelajar SMA berseragam sama seperti yang mika pakai sedang tauran bersama pelajar SMA sebelah.

"Gak ada tempat lain apa?" Gerutu mika.

Mika berdiri dari duduknya, ia menghampiri pelayan cafe yang sedang mengelap meja.

"Mbak, saya boleh minta air seember?" Tanya mika, sedangkan pelayan itu kebingungan untuk apa bocah SMA dihadapannya ini meminta air seember?

"Boleh," balas pelayan itu "di toilet tunggu saya ambi-" ucapan pelayan terpotong oleh mika.

"Biar saya yang ambil" lalu mika melangkah menuju toilet.

Satu ember air sudah berada ditangan mika, seember air tak begitu berat baginya ia sudah terbiasa mengangkat galon di rumahnya.

Para karyawan cafe melihat cewek berseragam SMA dengan kebingungan, apa yang dilakukan anak itu? Untuk apa ia membawa seember air ke luar? Itu yang mereka bisikan.

Byur

Mika menyiramkan air itu ke sekumpulan pelajar, alhasil semuanya basah kuyup dan aksi itu berhenti karena ide caplang seorang Mikaely.

Sungguh hebat, mata para pelajar menatapnya dengan muka yang dibasahi oleh air.

Seorang pria tinggi dengan wajah bonyok menghampiri mika, tanpa basa-basi ia menarik tangan mika untuk masuk dalam cafe.

Tangan kekarnya masih mencengkeram tangan kecil mika, sedangkan mika hanya bisa memberikan tatapan jengkel.

"Lepas" ucap mika, lalu gara melepaskan cengkeramannya.

Ya! Pria yang membawa mika ke dalam cafe itu gara.

Muka yang bonyok disudut bibir terdapat luka dan darah yang mengalir, begitulah kondisi gara saat ini.

"Duduk" titah gara, matanya tajam bak elang yang menemukan anak ayam.

Mika menuruti perintah gara, lalu gara duduk berhadapan dengan mika.

"Obati luka gue" apa ini? Mika disuruh untuk mengobati luka diwajah gara! Tentu mika tidak mau.

Mika memutarkan dua bola matanya "Ini cafe mana ada obat disini"

"Pelayan, saya minta air kompresan" ucap gara kepada pelayan.

Tak lama pelayan itu membawa air dan kompresan, lalu menaruhnya dimeja yang ditempati dua pasangan itu.

Gara mendekatkan lukanya kearah mika, berharap pacarnya itu akan segera mengobatinya namun bukannya diobati malah gara diberi kalimat pedas.

"Kompres sendiri, yang luka diwajah bukan tangan kan"

"Tangan gue juga sakit, tadi abis mukul orang" jawab gara, memang benar tangannya juga sakit tapi tidak seberapa sih itu hanya alasan.

"Itu konsekuensinya suruh siapa tauran kayak anak SMP!"

Gara menaruh jari telunjuknya dibibir mika berharap cewek ini tidak mengomel lgi dan segera mengobatinya "obati luka gue"

Suara berat gara terdengar diindra pendengaran mika, mungkin kalau cewek-cewek lain sudah kejang-kejang mendengarnya tapi tidak dengan mika.

Mika langsung menangkis tangan gara "okay." balasnya final.

***
Gara saat ini tak bisa berhenti meringis kesakitan sedangkan mika dengan teganya mengompres sudut bibir gara tanpa perasaan.

"Pelan-pelan dong miki" ringis gara, mika mendengar gara memanggilnya dengan panggilan Miki ia tak terima.

Seharusnya yang memanggilnya Miki hanya boleh keluarga dan sahabatnya saja.

Tangan mika menghentikan pergerakannya "Apa lo bilang?" Tanya mika

"Pelan-pelan kompresinya miki pacal gue"

"Jangan panggil gue Miki," ucap mika "yang boleh panggil miki hanya keluarga dan sahabat gue"

"Sekarang gue pacar lo, berarti gue boleh panggil lo miki" ucap gara masih dengan muka bonyoknya.

Rasanya saat ini mika ingin menampol manusia yang dihadapannya "mau dibikin tambah bonyok wajah lo?"

Gara tersenyum lebar "ya ampun pacar sama gue gak ada bedanya suka nabok orang," ucap gara

"apa kita jodoh?" Tambah gara.

Bugh

Dagu pria itu bersuara saat seulur tangan menaboknya tanpa aba-aba.

"Argh" ringis gara, sambil mengusap-usap dagunya.










Hallo jangan lupa untuk votmennya, follow juga dan rekomendasikan SALENDRA kepada teman-teman, keluarga, pacar juga boleh
Pantengin spoiler SALENDRA diinstagram aku alnf0_
Terimakasih.

Salam,

-gara ganteng se-flamboyan se-Indonesia se-dunia dan se-angkasa
-keti cetar
Dan author Alen

SALENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang