Athena turun dari atas sepeda setelah Neraka berhasil memarkirkannya dengan rapi.
Beberapa siswa tampak melihat mereka dengan tatapan penasaran karena dalam sejarah masuknya Neraka ke SMA. Atmajaya cowok itu selalu terlihat sangat mempesona dengan motor matic yang sering dia bawa.
Athena berusaha mengabaikan pandangan penuh penasaran itu dan mengajak kekasihnya berbicara. "Ka, tadi pagi aku belum sempat 'kan masakin sarapan buat kamu?" tanyanya seraya mengambil tas dari keranjang depan.
Neraka memasang tas berwarna hitam itu pada kedua lengan. "Belum. Gue belum sarapan tau," keluhnya dengan bibir melengkung kebawah.
Athena tertawa kecil, meraih sebuah kotak makan dari dalam ranselnya. "Tadi pagi aku masak nasi goreng dirumah, takutnya nggak keburu kalau harus masak lagi di apartemen." tukasnya menyerahkan bekal berwarna biru tersebut dengan senyum lebar.
Neraka menerimanya dengan perasaan sukacita. Dia tidak bisa lagi menahan rasa bahagia yang meledak-ledak didalam perutnya. Athena seolah mengisi penuh kupu-kupu pagi itu untuknya.
"Naaaaa, lo jangannn gemesinnnn bangetttttt!" ujar Neraka gregetan.
Athena tertawa. "Masih pagi udah garing aja, udah, udah. Aku mau ke kelas." pamitnya memperbaiki letak tas. "Nanti pulang sekolah aku tunggu di parkiran aja."
Neraka mengangguk semangat. "Oke, sampai ketemu nanti pacar!"
Athena melambaikan tangan ke atas sembari berjalan, mulai menjauhi posisi tadi. Neraka menatap kepergian Athena dengan senyum terkembang di kedua sudut bibirnya.
"Pacar gue gemesin banget, enggak kuat tolong!!!" lirih Neraka dengan pekikan tertahan.
"Masih pagi udah senyum-senyum aja," Angelo berdiri mendadak disamping Neraka.
Cowok itu menoleh, bukan hanya Angelo, disana pun ada Alucard dan Lucifer. Neraka langsung mendatarkan ekspresi wajahnya. "Biasa aja tuh, lebay lo."
Alucard menatap tidak percaya lantas menoel pundak temannya tersebut. "Kalau gitu bekal lo buat kita aja gimana?"
Neraka tertawa hambar, kemudian memukul ulu hati Alucard—meskipun tak terlalu keras tapi cukup membuatnya terbatuk. "Masih mau minta bekal buatan cewek gue, eh?"
"Breng—uhuk—sek."
Lucifer tertawa kecil, "goblok sih. Mode reog dilawan."
"Yaudah, cawlah kita ke kelas." ajak Angelo melangkah terlebih dahulu. Disusul oleh Neraka, Alucard, dan Lucifer.
"Denger-denger Alejandro masih dirawat di rumah sakit." Lucifer kembali membuka obrolan disela-sela langkah mereka menyusuri koridor kelas IPS.
Neraka tersenyum miring, "biarin aja. Kemarin gue malahan nyesel nggak injek leher dia dulu."
Alucard berdecak. "Masuk rumah tahanan mingkem lo, Ka. Jangan asal ngomong deh ngeri gue sama lo."
"Gue nggak asal ngomong. Pada dasarnya Alejandro emang harus dikasih pukulan, minimal sekarat. Bukan sekali dua kali gue dengerin dia lecehin perempuan pakai kata-kata." Neraka membuka pintu kelas, menatap ke tiga temannya yang terdiam. "Sebrengsek-brengseknya gue nggak pernah terlintas sekalipun dibenak gue buat ngatain body cewek."
"Gue punya Mama dan gue sayang banget sama Mama gue melebihi apapun didunia ini."
"Jadi kalau ada manusia yang harus dibunuh pertama kali, orang itu pasti Alejandro."
****
Begitu bel pertanda istirahat berbunyi, tungkai kaki Athena langsung berjalan menuju kelas IPS, atau lebih tepatnya kelas dimana Neraka menimba ilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neraka [TERBIT]
Teen Fiction🚫 SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE; FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU 🚫 "Kita putus." "Hah? Oh, oke." "Gue bakal punya cewek baru Athena, lo jangan berharap lagi sama gue." "Iya Neraka aku tau. Akhir-akhir ini Fabian perhatian sama aku," "ATHENA!!" "Iya Ne...