(54) Neraka nyebelin!

48.2K 7.9K 302
                                    

Neraka menghempaskan tubuh letihnya diatas kasur setelah mengantar Athena ke rumah menggunakan sepeda butut perempuan itu. Mengayuh pastinya membutuhkan tenaga yang cukup besar. Bukan lemah, tetapi sejak pagi kondisi tubuh Neraka memang sudah memiliki gejala-gejala sakit.

Neraka memejamkan mata. Tak lama dari itu ponselnya berdering, pertanda sebuah panggilan masuk.

"Halo?" sapanya tanpa melihat siapa yang menelepon.

"Suara kamu kenapa serak gitu? Are you sick?" suara Kyle terdengar khawatir diseberang. Insting seorang Ibu tidak akan pernah salah ataupun meleset jika itu mengenai kondisi dari anaknya.

Neraka meneguk saliva, "kayaknya Ma. Badan aku sakit semua."

"Ya ampun, Mama kesana ya Nak? I'll be there in fifteen minutes."

[Aku akan berada disana salam lima belas menit]

Neraka menutup panggilan telepon tanpa menjawab Kyle. Dia merasakan pusing menghantam kepalanya hingga terasa sangat berat untuk diangkat. Bahkan hanya itu mengganti seragam sekolah saja Neraka tidak mampu lagi rasanya.

"Son, are you all right?" suara Kyle terdengar tidak lama dari anaknya memutus panggilan telepon.

[Nak, apakah kamu baik-baik saja?]

Kyle melempar tasnya diatas sofa secara asal, lalu bergegas menuju kamar Neraka dan menemukan kondisi anak semata wayangnya yang begitu mengenaskan. Ekspresi tidak tenang dapat ditemukan di wajah pucat Neraka; kening yang berkerut dalam serta keringatnya yang bercucuran membasahi baju laki-laki itu.

Kyle buru-buru mematikan pendingin ruangan, menggantikannya menjadi hangat. Lalu dia membuka seragam Neraka dan memakaikan kaus hitam pada tubuh Atletis tersebut.

"Why do you have to be sick? Do you want to make me and your father worry?" suara Kyle bergetar menahan tangis.

[Kenapa kamu sakit? Apakah kamu mau membuat aku dan Ayahmu khawatir?]

Neraka memiliki stamina yang bugar, dia sangat jarang sakit. Terakhir sakit bersemayam ditubuhnya adalah ketika ia duduk di bangku SMP kelas 3 dan itu membuat Neraka harus masuk rumah sakit karena ia terserang demam tinggi.

Hal itu membuat Kyle mulai berpikir yang tidak-tidak. Dia sangat takut kehilangan Neraka.

Kyle bangkit berdiri, meraih ponselnya dari dalam tas dan menghubungi dokter pribadi keluarga mereka.

Setelah itu Ibu dari satu anak tersebut beranjak ke dapur dan membuatkan bubur untuk mengisi perut anaknya.

Kyle mendesah, nafasnya terdengar berat seolah memikul beban. Neraka baru keluar sehari keluar dari rumah tanpa pengawasan ketat dari orangtuanya saja sudah sakit, apalagi harus melepasnya?

Kyle takut. Dia takut Neraka kenapa-kenapa karena lelaki itu terbiasa hidup serba enak sejak kecil.

Setelah bubur masak, Kyle bergegas membawanya menuju kamar Neraka. Cowok dengan umur delapan belas tahun itu sudah bersandar pada punggung kasur tanpa ekspresi.

Kyle tersenyum menenangkan. "Kenapa bangun?"

Neraka menoleh, menggeleng pelan sebagai jawaban. "Tiba-tiba kebangun aja."

"Mama tau, kamu pasti mikirin perkataan Kakek dan Papa 'kan?" Kyle mendekat, membawa mangkuk bubur tersebut ke tangannya kemudian menyuap Neraka.

Neraka menerima dengan lemah. "Hm,"

Kyle mengusap rambut berantakan Neraka. "They would never do more, Mama guaranteed. If they do something beyond Mama's knowledge, the first person to take you out of the Bramasta family is Mama."

Neraka [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang