HAPPY READING!
****
“Neraka!” Athena berusaha melepaskan cekalan Neraka pada tangannya, namun seolah tuli lelaki itu tetap meneruskan langkah panjangnya hingga membuat Athena terseok-seok.
Aura yang Neraka keluarkan tak biasa, tidak pernah sekalipun Athena melihatnya dalam kondisi semengerikan itu. Dia tak tampak seperti Neraka Kriminal Bramasta yang menyayanginya dengan sepenuh hati.
Neraka membuka pintu apartemen dan menutup kasar pintunya. Masih dengan mencekal erat lengan Athena dia menyeret gadis itu menuju salah satu kamar.
“Neraka jangan…” pinta Athena setengah memohon ketika Neraka mengunci pintu ruangan tersebut.
Athena mengedarkan pandangan. Ruangan tersebut didominasi warna merah. Tidak banyak benda-benda disana, hanya ada satu kasur sempit dan kursi kayu disampingnya.
Penerangannya yang minim tak pelak membuat Athena semakin merinding.
Tatapan kelam Neraka menembus pertahanan Athena. Cowok itu tampaknya benar-benar murka. “Lo harus tanggung jawab Athena. Selama ini gue udah sabar ngadepin lo yang dekat-dekat sama Fabian!”
Tanpa persetujuan Athena, Neraka menyentak kasar gadis itu hingga terbaring diatas kasur. Neraka membuka laci nakas dan meraih borgol yang ada disana. Dia memasangkan borgol pada kedua tangan Athena, menempatkannya diatas kepala gadis itu.
“NERAKA! BRENGSEK KAMU!!!" Athena berteriak, berusaha berontak sekuat mungkin untuk menyadarkan Neraka bahwa apa yang dia lakukan salah dan bisa berakibat fatal.
Neraka bangkit berdiri disamping kasur dengan tangan masuk kedalam saku menatap kaku Athena. “Gue nggak bakal biarin lo disentuh cowok lain manapun, Na.”
Kaki Athena menendang udara, dia mulai menangis. “Neraka jangan kayak gini, aku takut…”
Neraka tak berekspresi. “Lo yang buat gue lakuin hal ini Athena. Gue udah bilang sejak awal jangan pernah pancing sisi gelap gue.”
Athena terisak-isak, “kamu jahat. Kamu pikir aku bakalan maafin kamu setelah perbuatan kasar ini?”
“Gue nggak butuh dimaafin karena gue nggak salah. Lo bakalan tinggal dikamar ini sampai waktu yang nggak ditentukan.”
Athena berontak, menggoyangkan tangannya hingga terasa sangat sakit akibat borgol yang begitu menyiksa.
Neraka melepaskan dasi yang melekat sempurna pada lehernya, dia menyeringai puas. “Shh…Don't torture yourself honey.” [Jangan menyiksa dirimu, sayang]
Athena menatap was-was Neraka. “N-neraka…”
Neraka menindih Athena tetap masih menopang tubuhnya menggunakan kedua tangan. Tatapan mereka beradu.
Athena tak mengenali Neraka. Dia sosok yang berbeda dengan terakhir kali mereka bersama. Neraka yang sedang bersamanya seperti predator mengincar mangsa.
“Lo harus dihukum Athena. Berani-beraninya lo biarin pipi lo dicium sama si brengsek Fabian!” geram Neraka dengan mata yang bergerak liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neraka [TERBIT]
Teen Fiction🚫 SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE; FOLLOW AUTHOR TERLEBIH DAHULU 🚫 "Kita putus." "Hah? Oh, oke." "Gue bakal punya cewek baru Athena, lo jangan berharap lagi sama gue." "Iya Neraka aku tau. Akhir-akhir ini Fabian perhatian sama aku," "ATHENA!!" "Iya Ne...