E

455 65 10
                                    

"Kau yakin bisa menghadapiku 24/7 Timy? Membawaku pulang ke rumahmu tidak akan semudah itu"

"Kalau kau mau aku yang menginap di sini juga tidak masalah, aku ingin menepati janjiku untuk tetap di sisimu dan membuatmu nyaman, bahagia, dan tentu tidak kesulitan selama kehamilanmu, juga kita perlu mendaftarkan pernikahan kita mungkin?" Tanya Timy lagi memastikan.

"Akan ku pikirkan terlebih dahulu. Sekarang sepertinya anakmu muak melihat wajahmu. Jadi lebih baik kau pulang dulu. Nanti ku kabari"

Lagi, Timy hanya menghormati keinginan Irene dan pergi dari hadapannya.

"Berjanjilah untuk menghubungiku apapun yang terjadi, walaupun hal itu tidak penting sekalipun. Aku akan senang jika kau mau membaginya denganku"

"Iya, aku baru tahu kau secerewet ini nyatanya" lalu Irene mengantar Timy keluar dari rumahnya.

"Jaga diri baik-baik, ingat" baru Timy mau mengingatkan lagi Irene sudah membuka pintu mobil Timy dan mendorong pria itu masuk.

"Aku tahu, jangan sampai kau membuatku muak bahkan sebelum kita memulai" Timy tersenyum lalu mencium perut Irene lembut.

"Baik-baik ya anak daddy. Jangan menyusahkan mommy" Irene tidak sempat berekasi, Timy mengambil tangan Irene dan mengecup telapaknya.

"Timy, bagaimana kalau ada yang lihat?" Timy memamerkan senyum kotak ciri khasnya.

"Kita lalui sama-sama, ya?" Lalu anggukkan Irene juga mengantar kepergian Timy.

Benar saja tidak butuh waktu lama foto Timy mencium perut Irene dan telapak tangan Irene pun beredar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar saja tidak butuh waktu lama foto Timy mencium perut Irene dan telapak tangan Irene pun beredar. Agensi Irene mengadakan meeting online bersama Timy dan Irene sebelum akhirnya mereka memberikam keputusan untuk mengumumkan pertunangan Irene, kehamilan Irene, dan juga hiatusnya Irene. Tentu Irene marah dan perasaannya tak karuan. Terakhir sebelum meeting itu selesai menyisakan ia hanya berdua dengan Timy, ia marah.

"Semua kekacauan di dalam hidupku ini, penyebabnya adalah kau, Timy" lalu Irene meninggalkan ruang meeting online itu.

Timy merasa tidak enak karena membuat perasaan Irene tidak nyaman.

Irene sendiri masih cukup kesal karena dengan isu yang terjadi dirinya harus berdiam di rumah dan tidak boleh bebas berkeliaran. Tiba-tiba saja, notifikasi pesan masuk dari ayah bayinya.

"Ting!" Dan mereka lanjut bertukar pesan.

"Ting!" Dan mereka lanjut bertukar pesan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Perfect LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang