A(t)D(end)

248 25 8
                                    

Setelah kejadian itu, akhirnya Irene dan Timy terpaksa membagikan foto resmi mereka bertiga, Irene, Timy dan Ieros pada media, sekali lagi, foto itu bahkan mendapat nilai yang jauh lebih fantastis dengan pemberitaan yang jauh lebih menghebohkan dari sebelumnya.

Tapi setelah itu, tentu Irene kembali pada privasi keluarganya.

"Sayang, maaf ya. Kalau saja aku tidak memaksamu untuk menggunakan pekerja rumah, tidak akan seperti ini jadinya" jujur, mood Irene lumayan rusak setelah kejadian ini.

Keluarga yang ia lindungi, dibocorkan ke media begitu saja. Tidak menutup kemungkinan dua sulungnya bisa terungkap.

"Bukan salahmu, Timy. Aku memang kesal dengan perbuatan Katie tapi aku tidak bisa memungkiri kalau aku terbantu dengan kehadirannya. Sikapnya memang tidak terpuji tapi kinerjanya sangat baik. Anak itu hanya tergiur dengan uang sehingga melupakan komitnen awal" atau sejak awal Katie memang tidak berkomitmen.

"Aku akan menegur Richo karena sembarang merekrut orang seperti ini" tapi Irene menggeleng.

"Sudahlah, aku juga turut mewawancarainya, sayang. Memang tidak terdeteksi sejak awal maksud tujuannya bekerja di sini. Sekarang penyelesaiannya bukan siapa yang harus kau salahkan. Tapi bagaimana kita membangun privasi keluarga kita lagi? Anak-anak akan semakin besar dan berhenti bertumbuh pada usia 17. Sementara pertumbuhan mereka menuju 17 tidak selama manusia pada umumnya. Aku sebenarnya memiliki ide tapi aku tidak tahu apakah kau bisa menerimanya, atau kau punya ide yang lebih baik" ujar Irene.

"Katakan saja sayang" lalu Irene membisikkan idenya pada sang suami.

Timy mendiskusikan hal yang Irene ajukan padanya dengan Richo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Timy mendiskusikan hal yang Irene ajukan padanya dengan Richo.

"Kau serius melakukan skenario ini? Aku sih bisa-bisa saja memasang mimik dan mengatur segalanya. Hanya saja impact nya bukan main pada industri perfilm-an kau tahu sendiri paman" Timy mengangguk tanda memahami.

"Aku tahu, tapi bagaimana lagi? Aku hanya ingin keluarga kecilku hidup tentram dengan privasi yang terjaga. Kau tidak bisa memberhentikan paparazi untuk mencari makan. Tapi dengan cara ini, keluargaku tidak akan lagi disorot. Mungkin awalnya masih, tapi lama-lama industri akan melupakan. Sementara aku akan membantu Irene mengurus rumah dan anak-anak. Uangku juga masih cukup, nanti aku akan mengelolanya dan bekerja lain jika diperlukan. Pastinya kami akan pindah lagi dari rumah yang sekarang, sesuai usulku tadi" ya tentu saja mereka harus pindah.

"Apa perlu mencarikan kambing hitam?" Tanya Richo tapi Timy menggeleng.

"Tidak perlu. Jangan sampai membuat orang lain menjadi korban juga. Cukup kami saja" Richo mengangguk.

"Baiklah, kita juga tidak perlu mendiskusikannya dengan agensi Irene. Tapi dengan Barbara sudah kau bicarakan kan paman?" Timy mengangguk yakin.

"Ibu mendukung 100% ia hanya ingin Irene tidak stress dan bisa lebih relax. Begitu juga inginku. Selagi aku bisa menuruti keinginannya dan menjaga keluargaku. Tentu akan ku lakukan. Kau akan mengerti ketika kau berkeluarga nanti" ucao Timy terdengar seperti wejangan.

A Perfect LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang