J(e t'aime)

365 52 10
                                    

Akhirnya setelah memakan roti yang sudah sedari pagi Irene panggang itu, Timy dan Irene hanya bermalas-malasan di tempat tidur sambil memesan pizza yang Irene mau.

Tentu, tidak mudah dan tidak ada yang mau mengantarkan pizza ke pulau itu sebenarnya, tapi karena mereka berdua benar-benar malas keluar pulau tapi Irene sangat mengingikannya, Timy meminta Jericho membelikan keinginan sang kakak ipar.

"Tolong pesankan domino's pizza dengan rasa american cheese burger. Ini keinginan Irene dan antarkan ke sini" permintaan Timy yang lebih terdengar seperti perintah bagi Jericho.

Butuh waktu yang tidak sebentar untuk mengantarkan pesanan sang calon bibi. Tapi begitu melihat Irene secara langsung dengan perut membuncit berisikan sepupunya, Jericho sangat terkagum.

"Di dalam sini, ada saudaraku ya? Apa aku boleh memegangnya?"

"Di dalam sini, ada saudaraku ya? Apa aku boleh memegangnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau ingin menyentuhnya?" Tanya Irene pada Jericho.

"Jangan sekali-sekalinya kau berani!" Ucap Timy.

"Tapi aku ingin menyapanya, hanya sebentar, kenapa tidak boleh?" Tanya Jericho lagi.

"Boleh, kau boleh menyentuh perutku dan menyapa adikmu" Kedengarannya manis juga.

"Kau!" Teriak Timy tidak terima.

"Terima kasih bibi cantik!" Jericho berjongkok dan mengelus perut Irene perlahan merasakan gerakan pasti dari dalam sana.

"Seminggu lagi saudaramu ini akan lahir, Jericho. Tapi bayi ini masih saja memiliki banyak kemauan termasuk pizza yang langsung diantarkan olehmu. Maaf merepotkan, ya?" Kata Irene tulus.

Jericho kembali berdiri dan menatap Irene lalu memberikan senyum terbaiknya.

"Jika ada yang bisa aku bantu, akan ku bantu, bibi" Kata Jericho tak kalah tulus.

"Tidak perlu sandiwaramu, Richo" Terdengar mencibir tapi setelahnya Timy pergi menyiapkan pizza itu untuk Irene dan anaknya.

"Panggil Irene saja. Bibi membuatku terkesan jauh lebih tua. Apakah kau keberatan?" Jericho menggeleng.

"Tentu saja tidak, Irene" Jericho berinisiatif membantu Irene untuk duduk, karena Irene mulai kesulitan dengan perut besarnya itu.

"Tentu saja tidak, Irene" Jericho berinisiatif membantu Irene untuk duduk, karena Irene mulai kesulitan dengan perut besarnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Perfect LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang