L

317 51 5
                                    

"Kau?"

"Iya, kau hanya bisa selamat kalau kau penyihir juga, Irene. Dan kau hanya akan melahirkan dengan cara normal jika kau juga penyihir sepertiku, kenapa tidak katakan dari awal" Irene sedikit tertunduk malu.

"Kau juga tidak pernah menanyakan hal itu padaku, kan? Bayi keduaku bagaimana?" Timy menggelengkan kepala karena tidak heran lagi Irene tidak akan kalah berargumen.

"Dia juga hampir tidak selamat tadi, karena sempat lama tidak juga menangis, tapi untungnya ia mau berjuang, sama sepertimu" Timy membawa bayi keduanya pada Irene lalu Irene menangis sambil memeluk bayi keduanya.

"Maafkan aku, Timy. Maafkan mommy, sayang" Timy mengangguk dan duduk di samping Irene merangkul wanitanya.

"Bukan salahmu. Bayi kita keduanya perempuan, apa kau sudah ada ide untuk memberikan mereka nama, Rene?" Timy menggendong bayi pertama mereka dan Irene juga menidurkan bayi keduanya bersebelahan dengan sang kakak.

 Bayi kita keduanya perempuan, apa kau sudah ada ide untuk memberikan mereka nama, Rene?" Timy menggendong bayi pertama mereka dan Irene juga menidurkan bayi keduanya bersebelahan dengan sang kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Uh, si kakak sudah hampir marah karena cemburu mommy hanya menggendong adik ya? Aku tidak berfikir untuk nama bayi kembar sebelumnya, Timy. Tapi aku mau keduanya memiliki inisial yang sama denganmu, jadi mari kita fikirkan perlahan, dan untuk sekarang, kita panggil yang lahir pertama sebagai kakak, dan yang lahir terakhir sebagai adiknya, oke anak-anak?"

 Tapi aku mau keduanya memiliki inisial yang sama denganmu, jadi mari kita fikirkan perlahan, dan untuk sekarang, kita panggil yang lahir pertama sebagai kakak, dan yang lahir terakhir sebagai adiknya, oke anak-anak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika Jericho datang, keadaan sudah terkendali dan jujur ia turut senang atas kelahiran dua saudara kembarnya dan Irene yang berhasil selamat melalui persalinan ini.

"Seharusnya kau katakan pada Timy sedari awal, Rene. Kalau kau juga salah satu kaum dari bangsa kami. Timy bahkan menangisimu setiap malam sejak pertama tahu kau hamil. Ia begitu mencintaimu dan terus bermimpi buruk kalau kau adalah manusia dan meninggal pada saat prosesi melahirkan bayinya. Karena bayi penyihir akan merobek perut ibunya ketika ia lagir, jika memang ibunya manusia" Jelas Jericho.

Irene memandangi Timy dengan tatapan bingung.

"Kenapa tidak menjelaskan dari awal kalau akan seperti itu? Ku kira selama ini kau takut aku melalui prosesi melahirkan karena memang melahirkan itu perjuangan seorang ibu antara hidup dan mati, bukan bayi penyihir yang menyakiti ibunya manusia" Timy hanya mengangkat kedua bahunya lalu Irene pergi menghampiri bayinya yang terdengar sudah menangis.

A Perfect LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang