AA

136 24 2
                                    

Kehidupan sederhana Irene bermula ketika mereka resmi pindah ke rumah itu. Irene yang sebelumnya selalu di layani, kini mencoba untuk melayani, walau Barbara sering mampir untuk membantu Irene menjaga cucu-cucunya, tapi jika boleh jujur, Barbara sangat tidak membantu.

Sementara Timy, pria itu sungguh-sungguh dengan ucapannya untuk lebih rajin bekerja agar dapat mengumpulkan banyak pundi-pundi uang demi menghidupi keluarga kecilnya. Irene sebenarnya tidak seberapa menyukai ide Timy, ayolah, yang Irene butuhkan adalah kehadirannya, bukan materinya, tentu karena kalau materi Irene juga punya, walau Timy bilang tidak ingin memberatkan Irene.

"Tapi jika seperti ini, ku rasa lebih berat" Irene melihat kedua bayi kembarnya menangis dan memberantakkan rumah dengan mainan-mainan mereka dan si bungsu juga sepertinya ikut terbangun dan menangis, mendengar tangisan kakak kembarnya.

Awalnya Irene memang tidak ingin menggunakan baby sitter karena tidak ingin orang asing menyentuh anaknya yang berharga, selain itu ia juga yakin mereka akan kesulitan menemukan pekerja dari kaum mereka, ya karena jika manusia biasa mereka akan heran melihat dan menangani kelakuan dan pertumbuhan anak-anak. Selain dari pada anak-anak, mereka adalah publik figure yang harus dijaga image nya. Jika mereka mendapatkan pekerja, mereka harus memastikan apakah mulut pekerja itu bisa dipastikan terkunci, jangan sampai ia menjual informasi keluarga Irene-Timy pada media, hanya demi uang semata. Kesetiaan dan loyalitas penting di sini.

Irene yang masih berpikir segera pergi ke kamar si bungsu terlebih dahulu, ternyata anak itu buang air besar dan Irene segera memandikannya, lalu terakhir kembali menyusuinya sebelum Ieros kembali menjemput mimpinya.

"Tidur yang nyenyak anak tampan mommy" ya, entah kenapa Irene merasa bangga sekali dengan pertumbuhan bayi bungsunya yang pesat.

Setelah di rasa hisapan Ieros pada puting mommy nya melemah. Irene segera menyudahi kegiatan mengASIhi itu lalu pergi ke lantai bawah mengurus kekacauan dua anak cantiknya.

"Traci, Trixie. Mommy tadi bilang apa? Adik sedang tidur kan? Mainnya jangan berisik. Padahal tadi cuma mommy tinggal sebentar untuk memasak makan malam buat daddy. Sekarang kacau begini bagaimana mommy harus menanganinya?" Kedua bayi itu memang sudah berhenti menangis, tapi jadi hendak menangis lagi ketika mendengar keluhan Irene.

"Sudah, kalian bantu mommy dengan jangan menangis dan duduk yang tenang. Mommy bereskan kekacauan yang kalian buat, setelah itu kita makan dan tidur" ajaibnya kedua bayi itu kini duduk manis setelah Irene memindahkan mereka ke atas sofa, sebelumnya keduanya bermain di atas karpet.

Secepat kilat Irene membereskan semua kekacauan anak-anak dengan merapihkan mainan mereka dan sedikit menyedot remahan snack dari crackers bayi yang ikut dimainkan oleh si kembar.

Setelah selesai, Irene segera membuat mpasi untuk disuapi pada bayi kembarnya.

"Makanan sudah siap, sekarang anak manis mommy harus makan yang lahap agar bisa bertumbuh dengan cepat" Irene menghampiri kembar dan memasang celemek pada kedua bayinya menghindari makanan yang belepotan, lalu menyuap keduanya dengan mangkun dan alat makan masing-masing.

Tidak butuh waktu lama karena anak-anak dalam mode serius dan selama ini tidak pernah kesulitan untuk makan, hal yang diam-diam Irene syukuri.

"Nah sudah makan, sudah minum, sudah bermain juga tadi, sekarang sudah happy sudah kenyang, pasti mengantuk. Kita tidur ya?" Irene menggendong kedua bayi kembarnya menuju kamarnya.

Irene lebih suka tidur di tempat tidurnya dan Timy bersama anak-anaknya ketika siang hari, tapi tadi karena Ieros sudah tidur duluan di kamarnya, jadilah ia mengajak kembar tidur siang di kamar utama.

"Entah sampai kapan mommy bisa kuat gendong kalian berdua secara bersamaan begini ya? Kalian semakin hari semakin berat. Bahkan Ieros sendiri juga sudah lumayan berat" sedikit keluh Irene pada kedua bayinya yang hampir memejamkan mata.

Irene memasang pelindung kasur agar bayi-bayinya tidak jatuh dan ia tidur di tengah, di antara Traci dan Trixie.

"Cepat tidur ya sayang-sayangnya mommy. I love you both. Tidak akan pernah berkurang rasa cinta mommy untuk kalian walau sekarang sudah ada Adik Ieros. Mommy will always love you two the same as before. Untuk first born nya mommy, kalian akan selalu punya tempat spesial di hati mommy. You don't have to worry about it. Sekarang kalian bisa tidur dengan nyenyak, oke?" Irene selalu berkata begitu sambil menepuk-nepuk punggung bayi kembarnya, mengabtar mereka berdua ke alam tidur.

Kadang Irin merasa bersyukur karena Traci bisa dengan mudah dibaca pikirannya, ia jadi bisa menenangkan perasaan bayi cantiknya itu ketika mereka belum bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, Irene yakin Trixie memiliki pemikiran yang kurang lebih sama, karena mereka bayi kembar identik yang memiliki keterikatan batin.

Ternyata dengan menidurkan bayi kembarnya, Irene yang seharian mengurus rumah ikut tertidur bersama kedua bayinya karena kelelahan. Semoga saja Ieros baik-baik saja dan tidak menangis dalam waktu dekat, karena Irene yang baru memasuki alam mimpi bersama Trixie dan Traci mungkin tidak akan mendengar tangisan anak bungsunya.

Timy pulang ke rumah agak larut, ia melihat ke kamar Ieros karena rumahnya terdengar sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Timy pulang ke rumah agak larut, ia melihat ke kamar Ieros karena rumahnya terdengar sepi. Bayi itu masih tertidur dengan perut membuncit tanda ia masih kenyang, Timy yakin Irene sudah menyusui anak laki-laki mereka beberapa waktu yang lalu.

Kini Timy memasuki kamar utama dan menemukan Trixie, Traci, dan sang istri yang tidur bersama, astaga bahkan mereka bertiga kini tidur dengan gaya yang sama, menaikkan tangan kiri ke atas kepala. Melihat kembar tidur dengan tenang, Timy juga yakin Irene mengurus keduanya dengan baik hari ini. Sejujurnya Timy memasang CCTV di rumahnya dan melihat betapa keras perjuangan Irene hari demi hari mengurus rumah.

"Sayang, bangun dulu yuk? Kau pasti belum makan. Ayo kita makan dulu" Timy tahu Irene memasak, jika tidak ia pasti sudah membeli makanan kesukaan Irene dan memakannya berdua.

Irene yang setengah sadar akhirnya bangun dan memeluk Timy.

"Suami tampanku sudah pulang?" Tanya Irene menyandarkan kepalanya pada perut Timy, karena ia belum betul-betul bangun dan hanya mendudukkan dirinya pada tempat tidur.

"Padahal kau memberikan anak-anak makan tepat waktu, kenapa kau tidak makan tepat waktu juga sayang? Pasti lelah kan mengurus rumah seharian? Bagaimana kalau sampai jatuh sakit?" Irene hanya menggeleng mendengarkan Timy.

"Tidak akan sakit. Justru jika aku makan duluan, yang akan menemanimu makan siapa sayang? Sebentar ya, aku hangatkan dulu makanannya, pasti sudah dingin" saat Irene hendak beranjak, Timy menghalau.

"Biar aku saja" ujar Timy.

180723

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

180723

A Perfect LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang