Timy menceritakan pada Jericho mengenai kebutuhannya akan dokter kandungan untuk Irene.
"Jangan mengarang paman, bagaimana bisa kau menghamili seorang Irene?"
"Kau itu buta atau tolol, Jericho! Aku sedang tidak ingin bercanda atau berhayal jika itu menurutmu. Kau tidak lihat beritanya sudah keluar di semua media kalau aku dan Irene sedang menjalin hubungan dan tengah menanti kelahiran buah hati kami, maka dari itu Irene hiatus dari dunia hiburan!" Jericho terdiam sesaat menyesali candaannya yang sama sekali tidak lucu, ia hanya ingin memastikan kebenaran dari berita-berita itu sebenarnya.
"Tidak perlu dokter sebanyak itu, Timy. Aku akan mendapatkan dokter dari kaum kita. Akan lebih baik begitu, ia juga akan lebih mengerti mengenai proses melahirkan yang berbahaya bagi manusia yang hamil anak penyihir"
"Sebaiknya kau bertanggung jawab untuk ucapanmu barusan. Biar bagaimanapun kau selaku manajerku yang seharusnya memang mengurus masalahku juga. Termasuk yang seperti ini"
"Tentu, paman. Walaupun aku bukan manajermu, aku adalah saudara dari calon anakmu, bukan? Aku pasti menolongnya juga Irene, calon bibiku"
"Bagus, aku butuh secepatnya"
"Timy" ini sudah panggilan entah keberapa.
"Iya?" Ini juga sudah tidak tahu jawaban ke berapa.
"Timy" Irene terus-terusan seperti ini setelah pulang dari dokter dan meminta Timy menemani dirinya untuk memeluknya di tempat tidurnya.
"Bagaimana kalau makan? Kau belum makan siang ini sayangku?" Tapi Irene menggeleng dan mengarahkan tangan Timy ke perutnya.
"Timy" lagi, lagi, dan lagi.
Timy mengusap perut Irene dengan lembut merasakan sebagian dari dirinya hidup di dalam sana.
"Iya sayangku" Timy kembali pasrah dan hanya menjawab dengan ramah panggilan Irene.
Sampai wanita itu tak menjawab lagi dan ternyata telah tertidur.
Baru Timy mau beranjak dari sisi Irene, tiba-tiba gadis itu menggenggam lengannya dan kembali menyerukan namanya.
"Timy?" Timy kembali melihat ke arah Irene, padahal wanita itu masih tertidur.
"Kenapa sayangku? Sebenarnya apa yang kau khawatirkan, hm?" Timy tidak jadi meninggalkan Irene dan mengecup kening wanita itu untuk menghilangkan gurat kecemasan di sana.
Yang sebenarnya Irene takutkan adalah bayi mereka. Keberadaan bayi ini yang terus bertumbuh dan juga ia tak sengaja mendengar isi percakapan Timy dengan Jericho. Banyak kekhawatiran lainnya yang ada dalam benak Irene meliputi kehamilan pertamanya. Kenapa juga harus seperti ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Liar
FanfictionThere is no different, when lie or the truth come out.