Saat Irene ingin menggendong Trixie, anaknya itu sudah meminta gendong dengan Katie. Karena sepertinya sang bayi juga bisa tahu kalau mommy nya sedang kesulitan menggendong sang adik.
"Apa kakak mengizinkanku untuk menggendong Trixie?" Irene sedikit bingung, pasalnya ia belum mengenalkan pada Katie, yang mana Trixie dan yang mana Traci.
"Karena dia memintamu untuk itu, kali ini tidak apa" ujar Irin walau agak ragu.
"Maaf sebelumnya kalau membingungkan kakak. Aku bisa membaca pikiran seseorang yang lebih muda dariku, terutama anak-anak" Irene segera tahu kalau Katie memiliki leluhur yang sama dengannya.
"Kalau begitu kita masih satu keluarga. Aku juga memiliki kemampuan itu" ujar Irene sedikit menekankan kalau sebaiknya Katie tidak melakukan hal yang tidak seharusnya, karena Irene bisa tahu.
Tapi yang berbeda dari Katie, ia bisa memanipulasi pikirannya sendiri, sehingga yang orang baca dari pikirannya bukan pikirannya yang sesungguhnya.
Katie seolah tidak menanggapi Irene karena sibuk menggendong Trixie dan mengajak bayi itu bercanda.
"Cantik sekali sih Trixie? Hari ini bermain dengan Aunty Katie dulu ya? Adik sedang rewel, jadi mommy harus gendong adik" ujar Katie sambil menaik turunkan Trixie pada gendongannya sehingga bayi itu tertawa lepas.
Irene agak heran, pasalnya anak-anaknya pemilih dengan orang asing, tapi Katie berhasil meluluhkan Trixie dengan satu sapaan.
"Kalau begitu ku tinggal untuk membuat sarapan anak-anak ya Kate. Tolong bantu awasi twins sebentar" Katie mengangguk dan mulai mengajak Traci bercanda juga pagi ini.
Irene membawa Ieros bersamanya ke dapur. Ia pikir yang setia padanya memang hanya bayi bungsunya. Lihat saja, kedua anak perempuannya sudah terlena dengan orang baru. Irene tidak menyebutkan hal itu tapi Ieros seolah membaca pikiran mommy nya. Bayi itu membiarkan Irene membaca pikirannya yang berkata.
'mommy adalah yang terbaik, Ieros sayang mommy banyak-bayak' kalimat sederhana itu berhasil membuat Irene tersenyum seharian ini.
"Memang pangerannya mommy ini yang paling pengertian" Irene menyatukan hidungnya dengan hidung Ieros lalu lanjut untuk membuat sarapan.
Tidak Irene sangka ternyata mendapat bantuan Katie mempermudah banyak pekerjaannya, Katie juga bisa mengambil hati kedua bayi perempuannya dengan baik. Hari ini mereka tidak rewel bahkan tidak mencari Irene. Benar-benar hanya Ieros yang tidak ingin disentuh oleh Katie. Bayi laki-lakinya itu tidak mau lepas dari Irene seharian ini. Meskipun begitu, Katie sangat membantu, ketika kembar tidur, Katie membantu Irene membereskan rumah, membantu mencuci baju anak-anak, dan masih banyak lagi, saat sudah petang, Katie izin pulang dan jujur, Irene merasa puas dengan pekerjaan anak itu.
Malam hari datang dan ketiga bayinya sudah tidur. Irene mengantar Ieros ke kamar bayi itu. Akhirnya si bungsu bisa lepas juga ketika malam sudah datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Liar
Fiksi PenggemarThere is no different, when lie or the truth come out.