19

17 1 0
                                    

Hay guys...

Hari ini aku happy banget, pagi tadi aku menjemput guruku di rumahnya, seperti biasa, kalau hari Minggu aku usahakan untuk ikut belajar fiqih di masjid, Meskipun sekarang aku bukan termasuk salah satu pengurus di masjid ini, tapi aku tidak akan ninggalin tempat yang bersejarah untukku, aku banyak mengenal teman-temanku, aku bertemu dengan guruku, aku bertemu dengan orang-orang Sholeh Sholehah, juga tempat aku mencari ilmu agama tentunya.

Biasanya disetiap menjemput guruku, aku berusah untuk datang lebih awal, kalau jadwal beliau ngajar jam 09:00 maka sekitar jam 08 insyaallah aku sudah ada di depan rumahnya, aku tidak menunggu tepat di hadapan pintu rumahnya, melainkan aku menunggu disamping rumahnya, karena kalau aku menunggu tepat di depan pintu rumahnya, aku takut, bahkan aku jarang sekali memberi kabar melalui chatting ataupun telpon ketika aku sudah tiba, kecuali beliau yang memintaku untuk mengabarinya, hal ini aku lakukan karena aku takut beliau melihatku sedangkan beliau masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, aku takut membuat beliau tergesa-gesa karena kehadiranku, meskipun matahari sudah muncul, hujan rintik pun datang, aku tetap menunggu.

Perihal tentang kebiasaanku yang seperti ini menimbulkan pertanyaan bagi guruku, tapi aku yakin beliau memahami isi hatiku, aku tidak ingin beliau terganggu karena kehadiranku, aku hanya ingin menjadi murid yang mengedepankan adab.

Ada beberapa orang terlihat begitu santai ketika berhadapan dengan beliau, tapi aku tidak begitu, untuk bicara pun aku jarang kecuali beliau yang memulai pembicaraan, atau pun ada hal penting yang ingin aku tanyakan perihal ilmu agama baru aku memberanikan diri untuk berbicara. Sebenarnya aku ingin bersikap seperti yang lainnya tapi aku takut kalau aku kelewatan batas, sehingga aku terkesan tidak punya adab dihadapan beliau, aku tidak ingin membuat beliau tidak nyaman karena aku ingin mendapatkan keberkahan ilmu dari beliau.

Hal yang paling aku deg deg degan, ketika beliau mutholaah (mempelajari apa yang ingin beliau ajarkan kepada kami) beliau mutholaah di atas motor, rasanya adem banget, saat itu juga aku berdoa dalam hati, "Yaa Allah berikanlah hambah keberkahan ilmu dari beliau, dekatkanlah hambah dengan beliau dari dunia hingga ke surgamu, jadikanlah ini asbab pertolonganmu di hari kebangkitan nanti, berikanlah hambah keturunan yang sholeh-sholehah, dll di sepanjang jalan isi hatiku hanya terisi sholawat dan doa-doa saja) sekaligus aku membayangkan betapa beruntungnya aku bisa dipertemukan dengan beliau, bahkan terkadang air mataku menetes tanpa sepengetahuan beliau.

29-05-22

Magic Shop Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang