-Ben Edmond-
“terimakasih atas bantuannya Ben, imbalanya kau bisa mengambil sesuatu yang kau inginkan”
Sekali lagi aku menganggukan kepala kepada sang pemilik rumah atas keramahannya setelah membiarkan aku membantu beliau mendorong gerobak penuh apel dari pasar.
Maka yang ku ambil adalah dua potong jajanan khas tradisional berbahan apel, apfelstudel.
Lalu berpamitan kepada wanita paruh baya itu dan menyimpan roti itu didalam saku bajuku.Aku memang tak berniat mengambil banyak untuk imbalanku membantu wanita itu. Hanya dua potong roti saja yang sebenarnya akan kubagikan kepada Lucy setelah ini - karena pada sebelumnya saat aku datang kerumahnya, aku tak menemukannya dan bahkan rumahnya terkunci - jadi aku akan kembali kesana lagi bilamana ia sudah dirumah.
Aku jadi penasaran, kira kira kemana perempuan itu pergi di jam sepagi itu.
Aku mengetuk daun pintunya beberapa kali untuk memanggilnya, hingga tak butuh waktu lama pintu kayu tersebut dibuka oleh si pemilik rumah.
“Oh Hai Ben?”
“Hai”pada saat itu aku juga tak sengaja langsung menemukan atensi lain yang berdiam diri di kursi ruang tamu sedang melongokan kepalanya ingin tahu ke arahku.
“Hai Ben” sapanya juga.
Kemudian aku mengekori Lucy setelah ia mempersilahkanku masuk dan kemudian aku mengambil tempat duduk disamping june. Dari yang kulihat, secangkir teh dihadapanya telah habis setengah yang juga berkemungkinan ia telah menghabiskan waktu cukup lama disini.
“Tumben kau bertandang ke sini June?” tanyaku basa basi.
“Sometimes, Lucy juga perlu bergaul denganku dan para gadis lainya ben” ucapnya santai. "Jangan kau terus yang mengajaknya pergi. Asal kau tahu, aku tahu jika kalian setiap hari selalu jalan jalan bersama, kasihan gadis ini tak memiliki teman perempuan"
Aku tak mengerti. Namun melihat reaksi Lucy yang tergelak kecil sembari menutup mulutnya aku merasa seperti asing mengacaukan percakapan dua perempuan ini. Apa kini aku salah tempat dan waktu?
“Itu karena kupikir dia juga harus ingat dengan suasana desa ini kan?” balasku tak terima.
“Tidak, kau lebih posesif saat menggandeng tanganya saat pergi kemana mana” June mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Lucy seraya tangan kananya memegang lengan Lucy.
“Nanti jika festival danau datang denganku saja, kebetulan aku juga belum memiliki pasangan untuk kesana”
“Katamu pasanganya laki laki dan perempuan?” Sambutku tak terima.
Perempuan itu memutar bola matanya jengah. “Aku bilang berpasangan saja Ben, tidak harus pasangan laki laki dan perempuan. Kau terlalu jauh memahami”
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...