-Lucy en scar-
Rangkaian rak berisi bahan makanan dan berbagai macam kebutuhan rumah tangga terjajar rapi didepanku. Keranjang belanjaku masih terisi beberapa bahan makanan yang kubutuhkan dan aku masih sibuk mengedarkan pandanganku ke segala penjuru rak tanpa guna.
“Aku berjanji, Sebentar lagi”
Tomat tomat yang kupilih pilih sejak tadi lebih bagus dari pada tumpukan mentimun disampingnya. Seseorang menatapku dari jarak beberapa meter dari depanku dan kemudian berlalu tanpa mengatakan sepatah kata apapun lagi.
Satu kantung kudapat kan untuk membuat masakan.... Malam ini. Dengan keranjang belanjaan yang kubawa untuk dihitung nilainya, segera aku keluar dari kedai itu setelah menarik secarik kertas dibawah tumpukan tepung dan memasukannya ke dalam tas belanjaan.
“Eh kamu, apa yang kamu ambil?”
Suara itu cukup familiar ditelingaku, dan benar saja ketika aku membalikan badanku aku langsung menemukan seseorang itu tepat tak jauh dari tempatku berdiri. Seseorang yang membuat kekacauan di pertemuan ‘pertama’ kami di rumah Ben Minggu lalu.
“Hei, kamu. Kita perlu bicara sekarang!” teriaknya lagi yang tak gubris, dan lebih memilih membalikan badan dan keluar dari kedai itu dengan segera.
“Hei. Kamu.. Lucy berhenti dulu!”
Hingga kurasakan tanganku ditarik keras dari arah belakang dan perempuan itu menarik ku lebih keras lagi ke arah sebaliknya.
“Kita perlu ngobrol”
Disinilah kami berdua, sejak sedikit perdebatan karena perlakuan tidak sopanya yang tiba tiba menarikku menuju salah satu kedai penjual teh dan duduk bersama di satu meja.Perempuan ini kelihatan berbeda dari pada yang aku tahu sebelumnya. Cara berbicara dan cara menatapnya, dia lebih banyak berubah tak sopan sejak terakhir kali kami bertemu sebelum kejadian di rumah Ben dahulu.
“Jadi, kamu kenal aku?” Tanyanya pertama kali.
Dengan mata berbinar itu aku hampir tidak percaya, jadi drama apa yang sedang ia mainkan atau peran antagonis mana lagi Yang sedang ia lakukan. Pada detik ini saja rasa rasanya aku hanya ingin langsung menamparnya lagi agar setidaknya bersikap seperti ‘biasanya’ saja.
“Hei, aku tanya kamu”
Aku menghembuskan nafas pendekku, “Pertanyaanmu sungguh aneh Edel, akting mu kurang mumpuni untuk menipu mata seperti mataku. Kau tahu kan” aku berdecih.
“Ngga. Ngga aku lagi ngga drama dan plis kalau kamu tau tinggal bilang tau”
“Bagaimana bisa lupa atau tidak tahu? Kita hampir bertemu setiap hari bodoh!”
Edel mengangkat sebelah alisnya terheran, apakah aku hampir saja tertipu? “Kayaknya kamu ada catatan buruk deh sama aku”
“Menurutmu?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...